Skip to main content

Posts

Showing posts from October 22, 2017

Sejuk Dalam Perbedaan

  Usai menghadiri pesta perkawinan sahabat (pagi tadi), ada makna yang sungguh berkesan bagi saya. Dalam sebuah aula besar, ada tiga pasangan pengantin dengan corak ragam pakaian berbeda. Ada yang menonjolkan pakaian adat tradisional, ada yang bergaya fashion internasional, ada juga yang mengekspresikan simbol-simbol keagamaan. Semua pasangan pengantin tampak sumringah, berbahagia. Setiap pasangan pengantin tak henti-hentinya bersalaman sambil sebentar-sebentar berfoto bersama rombongan tamu undangannya. Tamu yang datang jumlahnya cukup banyak. Penampilan para tamu juga aneka ragam. Saya lihat, dari setiap tamu yang datang dan berpapasan dengan tamu lainnya, mereka menebar senyum walaupun tidak saling kenal dan pengantin yang mereka kunjungi juga berbeda dengan pengantin yang saya sambangi. Semua tamu ikut larut berbahagia dan memberikan restu pada pasangan pengantinnya masing-masing. Setelah berfoto dan bersalaman dengan pengantin, Saya bersama tamu-tamu lainnya, lang

Mantra

Negeri Astina tanahnya sangat subur. Rakyatnya hidup damai dan sejahtera. Para pemimpinnya berlaku adil serta bijaksana. Namun, dalam satu tahun terakhir ini,  ketentraman dan kesejukkan negeri Astina terusik dengan hadirnya segerombolan penyihir busuk yang dipimpin mbah Yudo. Mereka diam-diam ingin menjadi penguasa Astina.  Namanya juga penyihir,  mereka bisa menyamar menjadi apa saja untuk mengelabui rakyat. Melihat keberadaan rakyat Astina yang sangat religius, mbah Yudo and the Geng menyamar menjadi tokoh agama. Mereka mulai merusak mental dan moral rakyat serta sejumlah pemimpin negeri Astina dengan cara menyimpangkan tafsir beberapa ayat yang ada di kitab suci. Rakyat Astina yang polos dan jujur percaya dengan ‘dakwah’ manis yang diumbar para penyihir. Rakyat pun yakin bahwa mbah Yudo Cs  adalah tokoh agama yang sangat suci. Mendapat reaksi positif rakyat, mbah Yudo dan konconya semakin bersemangat menyebarluaskan ayat-ayat yang ada di dalam  kitab suci yang t

@ Serpong

Kota Serpong  menjadi basis kehidupan kaum urban Jakarta yang be r karakter egois, individualis, oportunis, pragmatis dan hedonis. Kehidupan nyaman adalah pilihan, kenyamanan hidup adalah keputusan. Lima belas tahun silam,  suasana alam kota Serpong begitu sejuk, damai dan tenang. Saya dan keluarga yang tinggal di sebuah rumah mungil  di salah satu kawasan kompleks perumahan Gading Serpong sejak tahun 1999, benar-benar betah karena dimanjakan oleh hijaunya  alam Serpong. Saya masih ingat  ketika gumpalan kabut selalu menepi di kebun halaman rumah menjelang  jam 9 malam. Hawa dinginnya begitu terasa.  Memasuki pagi, usai sholat subuh di sebuah surau kecil dalam  lingkungan kompleks, saya bisa menyentuh butiran bening embun yang membasahi dedaunan pohon-pohon  kecil yang tumbuh  di pinggir jalan.  Sekelompok petani perempuan muda  berjalan santai penuh canda  menuju  sawah  dan kebun. Nyanyian hewan-hewan liar  di sekitar rimbunnya kebun kelapa gading dan hamparan sa