Skip to main content

Posts

Showing posts from November 5, 2017

Percik Api di Negeri Ragunan

Alkisah di negeri Ragunan yang damai, kawanan sembilan naga sedang uring-uringan karena sebagian besar daerah kekuasaannya diobok-obok sang babi. Sebenarnya, status biologis sang babi ini masih satu keturunan dengan nenek moyang sembilan naga. Dalam kehidupan sehari-hari, kawanan sembilan naga suka main api. Sedangkan, sang babi lebih suka main air. Sembilan naga hobi melanggar aturan dan curang. Sedangkan sang babi selalu tertib hukum dan jujur. Melihat semakin terancam posisinya, sembilan naga mulai mencari-cari dukungan untuk melawan sang babi. Keledai dungu yang sudah lama mengamati kepusingan sembilan naga, langsung menawarkan diri kepada kawanan sembilan naga untuk melawan sang babi. Agar tawarannya diterima sembilan naga, keledai dungu menyamar menjadi gerombolan onta untuk menutupi kebodohannya. Ketika melobi kawanan sembilan naga, Keledai dungu mengaku bahwa dirinya sangat kuat dan hebat karena mendapat dukungan dari sang sapi yang pernah menjadi raja preman di neg

Urat Syahwat Sang Ustadz

EPISODE SATU : Ustadz Jimmi Abduloh yang beken dengan panggilan AA-Jim sangat popular di kalangan remaja, ibu-ibu dan bapak-bapak [lebih banyak ibu-ibu sih penggemarnya]. AA-Jim kalo dakwah kalem, kata-katanya adem dan banyak lucunya. AA-Jim mubaligh idola kota Astina. Keterkenalan AA-Jim bermula dari pernikahannya dengan teh Nunung. Ayah teh Nunung, kyai Rozak sangat disegani di kota Astina karena kearifannya dalam berdakwah. Kyai Rozak berbaur dengan siapa saja, ngak pilih-pilih SARA. Kyai Rozak ngak pernah ikut campur urusan politik. Kerjanya cuma dakwah melulu dan selalu ngajak berbuat baik antar sesama umat beragama. Santri lulusan pesantren kyai Rozak bejibun dan banyak yang sudah ngetop. Tadinya sih, AA-Jim cuma ustadz biasa-biasa aja, dakwahnya juga ngak ada yang istimewa. Kebesaran nama kyai Rozak mendongkrak AA-Jim menjadi pendakwah ngetop di negeri Astina. Sejak saat itulah, rezeki AA-Jim mengalir deras. AA-Jim punya pesantren dan muridnya ratusan, punya s

Bertutur Sopan, Bertindak Santun

Indonesia adalah negara hukum, bukan negara agama. Tidak ada agama mayoritas atau minoritas yang mendapat keistimewaan hukum di Indonesia. Siapapun Anda, wajib hukumnya untuk menaati hukum. Bila Anda mengalami kekecewaan atau persoalan yang berhubungan dengan hukum, silahkan melakukan tuntutan secara hukum ke pengadilan. Seluruh rakyat Indonesia derajatnya sama di hadapan hukum dan dijamin oleh Undang-Undang. Saya berharap kita semua memahami ini dengan baik dan benar. Sosial media bukanlah sarana yang tepat untuk mengumbar kekecewan Anda dengan menyebarkan hoax, mengadu domba antar sesama, memfitnah, merusak tatanan kedamaian dan kenyamanan sosial serta menyebar kebencian. Sekali lagi saya sampaikan, pengadilanlah media yang paling tepat untuk mengajukan tuntutan hukum. Ayo kita bersama-sama menghindari bertutur kasar, menghina, menghujat, mengecam atau menjelek-jelekkan orang atau kelompok lain di sosial media. Seperti kita ketahui dalam beberapa bulan terakhir ini, sebagian