Skip to main content

Posts

Showing posts from June 25, 2017

Jakarta Apa Adanya [OPINI]

Jakarta memiliki sejuta kisah unik dan nyentrik   dalam frame pelanggan warung kopi (warkop) dan pengunjung Kafe. Siapa saja boleh ngomongin pahit getirnya hidup di kota Betawi   tanpa batas. Suasana kehidupan kota Jakarta bagaikan secangkir kopi pahit yang bila diminum secara perlahan akan terasa nikmatnya. Memotret  perilaku  sehari-hari warga Jakarta  tidaklah sulit. Kita tidak perlu melakukan research  panjang yang bisa menghabiskan dana ratusan juta rupiah. Setiap hari, kejujuran dan kebohongan warga Jakarta bisa kita dengar dalam kongkow rileks pengunjung setia warkop dan kafe yang banyak tersebar di pinggir  jalan raya. Jakarta dalam obrolan warkop adalah kota yang  ribet, panas, macet dan segudang masalah sosial lainnya, namun Jakarta tetap  mengasyikkan bagi siapa saja.  Warkop menjadi zona ngobrol   bebas dan santai.   Di warkop, kita   bisa ngomong   seenaknya tanpa perlu disensor.  Bahan obrolan juga beraneka ragam   mulai dari tunggakan kreditan m

Awas! Ponsel Mendikte Hidup Kita [OPINI]

Saat ini,   keberadaan telepon seluler (ponsel)   menjadi begitu penting  bagi kehidupan   manusia. Saking pentingnya,   manusia tidak lagi percaya  diri atas statusnya sebagai   makhluk Tuhan yang paling mulia.  Apa yang ada dalam pikiran Anda,   bila saya menyebut angka dan huruf? Sebagian besar dari Anda mungkin menjawab ponsel.  Ponsel merupakan alat komunikasi sosial di abad ini yang paling   sukses   mendikte   pola interaksi   antar manusia di alam semesta. Jarak, ruang dan waktu   tak lagi menjadi hambatan seseorang untuk kongkow dengan siapa saja. Cukup hanya dengan memencet tuts angka dan huruf, obrolan langsung terjadi.   Kecanggihan berbagai fitur ponsel menjadi showroom bergengsi bagi seseorang   untuk unjuk harta, benda, wanita, pacar, teman, aktivitas, foto keluarga, jabatan, kuliner, status sosial, bahkan   aurat. Disadari atau tidak, seseorang telah membongkar sisi privasinya sendiri ke publik. Memanfaatkan   ponsel untuk berbagai kepentinga

Surga Itu Bukan Urusan Manusia [OPINI]

Seorang tokoh agama, termasuk yang bergelar habib sekalipun tidak punya kekuasaan untuk menentukan seseorang masuk surga atau neraka. Surga itu urusan Tuhan. Sengaja kalimat ini saya ungkapkan pada awal tulisan agar pembaca memahami  hak dan kewajibannya sebagai manusia  pemeluk agama. Jadi, kalau ada seorang tokoh agama, kyai, mubaligh, ustadz atau habib selalu menggembar-gemborkan surga dalam setiap ceramah atau orasinya, terutama pada saat aksi demo yang bersifat politis, itu  jelas-jelas merupakan kebohongan yang teramat besar dan luar biasa. Sesungguhnya, manusia sebagai pemeluk agama hanya memiliki kewajiban yang diperintahkan Tuhan. Sedangkan hak manusia setelah menunaikan kewajiban ditentukan sepenuhnya oleh Tuhan. Tokoh agama apapun tak punya hak mendikte Tuhan untuk memasukkan seseorang ke dalam  surga atau negara. Kalau seorang tokoh agama dengan lantangnya berani mengatakan bahwa seseorang dijamin masuk surga atau neraka atas perintahnya, maka tokoh

Susahnya Masuk Neraka [OPINI]

Apa benar masuk neraka itu susah? Pasti Anda tertawa membaca judul tulisan diatas. Mungkin yang ada dalam pikiran Anda ialah justru yang susah itu masuk surga.  Seperti sudah saya sampaikan dalam tulisan sebelumnya, urusan surga dan neraka adalah hak mutlak Tuhan. Siapapun makhluk hidup di muka bumi ini tidak akan pernah tahu, siapa-siapa saja manusia atau makhluk hidup di alam raya yang akan dipilih Tuhan untuk tinggal di neraka. Yang pasti, surga selalu identik dengan kenikmatan hidup. Sedangkan, neraka identik sebagai tempat kehidupan yang teramat menyakitkan dan pedih. Saya yakin, tak ada satupun manusia yang ingin masuk neraka. Anda tentu masih ingat, sekelompok tokoh agama radikal (saya tak perlu menyebutkan nama mereka karena saya percaya Anda pasti sudah tahu) yang beberapa waktu lalu saat aksi demo, sering sekali mengeluarkan pernyataan yang membuat saya miris yaitu bila orang muslim bersalaman dengan nonmuslim akan masuk neraka.  Bila orang muslim

Agama Karet [OPINI]

Islam itu agama Rahmatan Lil’ Alamin (silahkan Anda searching di mbah google, apa itu Rahmatan Lil’ Alamin). Dalam pandangan saya, sekarang ini sebagian kecil kaum muslim   Indonesia sedang mengalami krisis iman. Kok bisa? Yaaa…, bisalah. Buktinya? Banyak diantara mereka menjadikan agama islam sebagai agama karet yang bisa ditarik kekiri, kekanan, keatas, kebawah, kesamping, kedepan, kebelakang dan kemana saja. Agama islam benar-benar sudah seperti karet. Sebagaimana sifat karet yang kita ketahui, dia bisa mengikat dengan kencang maupun kendor, tergantung siapa yang mengikatnya dan benda apa yang diikatnya.  Tarik-menarik dan ikat-mengikat agama karet terjadi karena ada kepentingan tertentu. Mungkin saja kepentingan kekuasaan, kepentingan politik, kepentingan agama, kepentingan ekonomi, kepentingan budaya, kepentingan sosial atau bisa jadi kepentingan teknologi dan informasi. Contohnya ialah seseorang yang mengaku ustadz dan baru saja menguasai satu ayat Al Q

Muslim Perampok Hak Tuhan [ OPINI ]

Saat ini, saya amati sekelompok kecil umat muslim di Indonesia sangat bangga dan sombong karena telah berhasil merampok hak-hak Tuhan. Tapi, saya percaya, Tuhan nyantai aja mengetahui DiriNya dirampok. Toh…, bila saatnya tiba, mereka wajib mempertanggungjawabkan perbuatan itu kepadaNya. Ada beberapa pertanyaan penting yang mungkin bisa menjawab dengan jelas, apakah mental, moral dan perilaku umat muslim di Indonesia ini benar-benar identik dengan perampok atau tidak? Berikut pertanyaannya : Apakah Anda merasa sudah paling taat sebagai seorang muslim karena telah melaksanakan sholat wajib 5 waktu dan sholat sunnah dibandingkan orang lain? Apakah Anda merasa sudah paling dermawan karena telah berzakat dan bersodaqoh kepada fakir miskin dibandingkan dengan orang lain? Apakah Anda merasa sudah paling suci karena berpuasa ramadhan dibandingkan orang lain? Apakah Anda merasa yakin masuk surga karena bergelar Haji atau Hajah dibandingkan orang lain? Apa

Muslim Kardus [ OPINI ]

Rasanya nggak enak banget disebut muslim kardus. Emang ada muslim kardus? Nggak ada, itu cuma istilah gue doang, hihihi… Setahu gue, kardus berfungsi untuk mengemas barang-barang baru atau bekas [kecuali sang mantan…eiiits!!!]. Terkadang sebelum dipakai, kardus dilipat dan disimpan di gudang. Penjual kardus juga banyak bertebaran di pinggir jalan. Harga kardusnya juga bervariasi. Lantas, apa dong muslim kardus? Muslim kardus adalah seorang muslim yang menjalankan ajaran islam dengan semaunya dan seenaknya sendiri serta merasa dirinya sudah paling benar diantara orang lain, baik yang seagama maupun yang berbeda agama. Muslim kardus sangat yakin dengan apa yang dilakukannya akan mendapat pahala dan diganjar masuk surga, walaupun harus menyakiti atau mengganggu makhluk hidup lainnya. Umumnya, muslim kardus sangat tidak kritis dan pasif ketika mendengar tausyiah dari ustadz, kyai maupun habib. Akhirnya, muslim kardus mudah ‘dikibulin’ oleh siapa saja. Para

Tokoh Agama Pendusta [OPINI ]

Mungkin Anda kaget dan tidak percaya membaca judul di atas. Saya anggap itu wajar saja karenadalam pikiran Anda, tokoh agama tidak akan pernah berdusta. Saya menghargai penilaian Anda. Tokoh agama dari kalangan muslim banyak bertebaran di Indonesia. Predikat mereka pun bermacam-macam mulai dari ustadz/ustadzah, kyai, maupun habib. Tingkatan ilmu agama mereka juga berbeda-beda tergantung dari predikat yang disandangnya. Sewajibnya, tokoh agama islam harus menjalankan fungsinya yaitu mengajak umat muslim untuk berbagi kebaikan antar sesama makhluk ciptaan Tuhan. Tapi faktanya, banyak ustadz, kyai dan habib berdusta kepada umatnya. Contohnya ialah mereka sering menyebut orang yang tidak seagama dengan sebutan kafir. Padahal, dalam ajaran islam sebutan kafir tidak sesederhana yang dipropagandakan oleh sebagian tokoh agama islam. Kemudian, soal umat yang dijanjikan pasti masuk surga apabila mematuhi semua omongan tokoh agama. Padahal, surga dan neraka itu urusan Tuh