Skip to main content

Sejuk Dalam Perbedaan












 

Usai menghadiri pesta perkawinan sahabat (pagi tadi), ada makna yang sungguh berkesan bagi saya. Dalam sebuah aula besar, ada tiga pasangan pengantin dengan corak ragam pakaian berbeda. Ada yang menonjolkan pakaian adat tradisional, ada yang bergaya fashion internasional, ada juga yang mengekspresikan simbol-simbol keagamaan. Semua pasangan pengantin tampak sumringah, berbahagia. Setiap pasangan pengantin tak henti-hentinya bersalaman sambil sebentar-sebentar berfoto bersama rombongan tamu undangannya.

Tamu yang datang jumlahnya cukup banyak. Penampilan para tamu juga aneka ragam. Saya lihat, dari setiap tamu yang datang dan berpapasan dengan tamu lainnya, mereka menebar senyum walaupun tidak saling kenal dan pengantin yang mereka kunjungi juga berbeda dengan pengantin yang saya sambangi. Semua tamu ikut larut berbahagia dan memberikan restu pada pasangan pengantinnya masing-masing.

Setelah berfoto dan bersalaman dengan pengantin, Saya bersama tamu-tamu lainnya, langsung ke meja prasmanan dan menikmati hidangan sambil ngobrol ngalor-ngidul dan bersejuk-sejuk ria merasakan dinginnya AC ruangan. Ohh…nikmatnya. Saya dengar hampir setiap tamu berseloroh dan berdecak kagum melihat kecantikan dan ketampanan setiap pasangan pengantin. Kalimat yang keluar dari mulut mereka begitu enak didengar dan friendly. Suasana kebersamaan dalam banyak perbedaan antar tamu mengkristal menjadi sebuah ikatan persaudaraan dan saling berbagi kebahagiaan.

Melihat kebahagiaan massal dalam pesta pernikahan itu, saya jadi ingat soal gemuruh pilkada dan Pilpres di Indonesia. Saya membayangkan, bila saja pilkada dan Pilpres itu sama dengan pesta perkawinan yang saya kunjungi pastilah sejuk dan damai. Cuma sayangnya, pilkada dan Pilpres ini malah kebalikkannya. Perbedaan yang ada justru malah menjadi ladang konflik. Semestinya, perbedaan apapun (SARA) hanya diberlakukan dalam ranah privasi bukan dalam ranah publik. Tak perlu ada paksaan apapun untuk menyamakan banyaknya perbedaan dalam memilih pemimpin. Justru perbedaan wajib dipelihara dengan baik oleh siapapun agar kedamaian tetap terjaga dan lestari hingga akhir zaman. Gimana menurut Anda?...Bersejuk-sejuklah dalam perbedaan. Ngerokok dulu ah... sebatang sebelum pulang....(Foto/Ilustrasi:Ist)

www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
Indocomm.blogspot.com
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogallery.com











Comments

Popular posts from this blog

Menu Buka Puasa itu Bukan Takjil, Tapi Iftar [puasa hari ke-3]

Hampir sebagian besar kaum muslim di Indonesia, memahami kata takjil sebagai makanan atau minuman ringan untuk berbuka puasa. Sebenarnya istilah yang benar tentang menu untuk berbuka puasa bukan takjil, tetapi iftar. Sampai hari ini, pemahaman salah tentang takjil masih terus berlangsung. Takjil berarti menyegera (kamus Al Munawwir hal 900).  Takjil dalam konteks berpuasa, bila diadaptasi kedalam bahasa Indonesia mengandung arti menyegera berbuka puasa saat tiba waktunya (jangan ditunda-tunda). Takjil adalah bahasa Arab yang artinya penyegeraan, bersegera. Takjil berasal dari kata dasar ajjala, yu’ajjilu yang berarti menyegerakan atau mempercepat. Takjil adalah kata kerja, bukan kata benda. Jadi, arti kata takjil bukan makanan atau minuman. Kata yang tepat untuk menyebut makanan dan minuman saat berbuka puasa adalah Iftar. Dalam kamus KBBI, kata iftar diadaptasi dari bahasa Arab yang berarti berbuka puasa. Iftar menggambarkan makanan dan minuman, termasuk makanan utama seper

PROFIL PUBLIK: Wawan Kuswandi, Sosok Jurnalis dan Pemerhati Komunikasi Massa Berkarakter Friendly

PROFIL PUBLIK Wawan Kuswandi, Sosok Jurnalis dan Pemerhati Komunikasi Massa  Berkarakter Friendly Wawan Kuswandi adalah sosok jurnalis dan pemerhati komunikasi massa yang memiliki karakter friendly. Dalam jagat jurnalistik, Weka (panggilan sehari-hari Wawan di kalangan teman-teman pers) sudah berpetualang sekitar  20 tahun lebih hingga sekarang.  Mengawali karirnya sebagai kuli tinta, Wawan bekerja di harian MERDEKA, Jakarta (1995-2005), kemudian mengembara ke Radio SPORT FM 89,35, Jakarta (2007), Majalah TAJUK, Jakarta (2008), dan sejumlah media massa lainnya sebagai penulis lepas, seperti harian SUARA PEMBARUAN, BISNIS INDONESIA, MEDIA INDONESIA, MONETER INDONESIA, BERITA YUDHA, JAYAKARTA, PROPERTY AND THE CITY, GEOTIMES.ID, IBTimes.ID, PropertiTerkini.com, HomePoint.ID, PojokProperti.com dan sejumlah media online lainnya. Berkat pengalamannya yang panjang sebagai jurnalis, Wawan mendapat kepercayaan penuh untuk mengisi posisi EDITOR SENIOR DI NEWSNET ASIA (NNA) Jepang, selama 4 tahu

Aksi Demo Mobil Tronton Berakhir Damai antara Parung Panjang Bersatu dan Paguyuban Transforter

Proses musyawarah masyarakat Parung Panjang Bersatu dan Paguyuban Transforter dengan pejabat wilayah setempat, terkait operasional mobil tronton, berlangsung damai dan menghasilkan kesepakatan bersama.  indocomm (Jakarta), Aksi demo 20 November 2023 lalu yang dilakukan masyarakat Parung Panjang Bersatu, terkait jam operasional mobil tronton, memicu protes keras para sopir tronton, kernet, tukang tambal ban dan para pengusaha tambang Cigudeg. Sebelumnya, jam operasional mobil tronton dinilai mengganggu kenyamanan warga sekitar. Akhirnya terjadi aksi demo warga Parung Panjang Bersatu tanggal 20 November 2023 lalu. Aksi demo ini sebagai bentuk protes keras masyarakat terhadap lalu lalang mobil tronton. Namun, Aksi demo warga Parung Panjang Bersatu memicu protes para sopir tronton, kernet, tukang tambal ban dan para pengusaha tambang Cigudeg. Mereka melakukan aksi demo tandingan. Paska demo kedua belah pihak usai, Muspika Kecamatan Parung Panjang turun tangan  menertibkan jalur lintas yan