Skip to main content

Posts

Showing posts from April 24, 2022

SAMPAI JUMPA LAGI WAHAI RAMADHAN...(Renungan Puasa Ramadhan Hari ke 30)

  Renungan Ramadhan Hari ke 30 indocomm.blogspot.com SAMPAI JUMPA LAGI WAHAI RAMADHAN... Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa WA: 081289349614 Sebongkah air mata bening tanpa terasa menetes perlahan ke pipi. Kesedihan dan rasa haru merayap ke dasar hati yang paling dalam, saat saya menulis artikel ini jelang akhir Ramadhan 2022. Semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat bagi kehidupan para sahabat. Dalam kesempatan ini, saya juga mohon maaf, bila tulisan-tulisan yang saya buat masih banyak sekali kekeliruan yang tidak saya ketahui. Sampai jumpa lagi wahai Ramadhan... Sebagai penutup tulisan ini, izinkan saya berdoa untuk kita semua... Bismillahirrahmanirrahim... “ Ya Allah...ampuni dosa kami, kedua orang tua kami, keluarga besar kami serta seluruh makhluk hidup di alam semesta. Jauhkan kami dari bahaya dunia-akherat, bencana dan petaka besar maupun kecil, wabah penyakit, godaan syetan yang terkutuk dan terhindar dari api neraka. Masukanlah kami dalam golongan orang-orang yang

MEMAAFKAN DAN HIDUP BERMANFAAT (Renungan Puasa Ramadhan Hari ke 29)

  Renungan Ramadhan Hari ke 29 indocomm.blogspot.com MEMAAFKAN DAN HIDUP BERMANFAAT Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa WA: 081289349614 Salah satu nilai-nilai luhur ajaran Islam ialah Islam mengajarkan setiap manusia (baik muslim maupun non muslim) untuk saling memaafkan. Allah SWT akan memuliakan derajat seseorang yang ikhlas memaafkan kesalahan orang lain. Memaafkan merupakan salah satu sifat Rasulullah SAW. Beliau selalu memaafkan orang yang membenci dan menyakiti perasaannya. Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk tetap berbuat baik kepada orang lain, meskipun orang tersebut membalasnya dengan kejahatan. Dalam sebuah riwayat, HR Ibnu Hibban menerangkan, “Adalah Rasulullah SAW orang yang paling bagus akhlaknya. Beliau tidak pernah kasar, berbuat keji, berteriak-teriak di pasar, dan membalas kejahatan dengan kejahatan. Malahan beliau pemaaf dan mendamaikan,” (HR Ibnu Hibban). Para sahabat, bila kita dibenci, dihina, dilecehkan, dimusuhi, direndahkan oleh orang lain (ba

MEMAHAMI TAFSIR HADIST DENGAN BENAR (Renungan Puasa Ramadhan Hari ke 28)

  Renungan Ramadhan Hari ke 28 indocomm.blogspot.com MEMAHAMI TAFSIR HADIST DENGAN BENAR Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa WA: 081289349614 Bagi para sahabat yang suka mengutip hadist-hadist Rasulullah SAW untuk panduan hidup beragama, perlu berhati-hati dan wajib bersumber dari uraian ahli tafsir hadist yang kompeten, agar terhindar dari kekeliruan dalam menafsirkannya. Hadist merupakan sesuatu yang berasal dari Rasulullah SAW, berupa Qouly (Ucapan), Fi’ly (Perbuatan), Taqrir (Ketetapan), Hammiyah (Keinginan atau Hasrat), dan Siffah (Sifat). Dalam mensyarah hadist (dalam bentuk tertulis), para ulama menggunakan empat metode, yaitu metode tahlili (analitis), metode ijmali (global), metode muqarin (perbandingan), dan metode maudhu’i. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini, maka sangat mungkin akan muncul metode baru untuk memahami hadist. Untuk memahami hadist, ada dua metode yaitu tekstual dan kontekstual. Metode tekstual menekankan pembahasan dari perspektif gram

Siksa Kubur, Mohonlah PelindunganNya (Renungan Puasa Ramadhan Hari ke 27)

  Renungan Ramadhan Hari ke 27 indocomm.blogspot.com Siksa Kubur, Mohonlah PelindunganNya Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa WA: 081289349614 Setiap makhluk hidup pasti mengalami fase puncak yaitu kematian. Waktu kematian menjadi rahasia Allah SWT. Ada diantara manusia yang takut akan kematian. Namun, ada juga manusia yang mengharapkan cepatnya proses kematian. Yang pasti, semua makhluk hidup akan mempertanggungjawabkan semua perbuatan, perkataan, pikiran dan perasaannya di hadapan yang maha kuasa. Inilah yang saya sebut sebuah tanggung jawab keimanan manusia selama kita hidup di dunia. Ada sebuah hadits sahih yang memuat penjelasan tentang perjalanan seorang mukmin sejak berhadapan dengan kematian sampai ditempatkan di liang lahat dan mendapatkan berbagai nikmat kubur. Hadits ini diriwayatkan Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Nasa’i, Ahmad al-Hakim, dan al-Thayalisi. Dikomentari oleh al-Hakim, “Hadits ini memenuhi kriteria al-Bukhari dan Muslim.” Pendapat ini pun diakui ole

SILATURAHIM (Renungan Puasa Ramadhan Hari ke 26)

  Renungan Ramadhan Hari ke 26 indocomm.blogspot.com SILATURAHIM Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa WA: 081289349614 Kata silaturahmi dan silaturahim sudah sangat populer dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik dalam tatanan komunikasi sosial maupun komunikasi personal. Secara umum kata silaturahmi dan silaturahim di Indonesia, lebih banyak diartikan sebagai saling kunjung-mengunjungi kepada sanak saudara, bertamu ke rumah teman atau pulang kampung bertemu orang tua dan keluarga saat hari raya Idul Fitri. Dalam konteks ini, kata silaturahmi dan silaturahim diterjemahkan sebagai bentuk komunikasi tatap muka atau komunikasi langsung. Sebenarnya, silaturahim bukan hanya tatap muka atau temu kangen dengan keluarga dan teman-teman. Silaturahim mengandung makna humanis yang mungkin saja bisa membawa hidup kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam praktiknya, kata silaturahmi dan silaturahim bukan hanya milik umat Islam saja, tetapi juga hampir sebagian besar penganut a

BANGSA JIN (Renungan Puasa Ramadhan Hari ke 25)

  Renungan Ramadhan Hari ke 25 indocomm.blogspot.com BANGSA JIN Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa WA: 081289349614 Kata jin menurut bahasa Arab berasal dari kata ‘ijtinan’ yang berarti ‘tersembunyi’ atau ‘tidak terlihat’. Pada awalnya, bangsa Jin menduduki beberapa tempat di langit dan mampu mendengarkan berita-berita dari Allah SWT, namun, setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW, bangsa Jin tidak bisa lagi mendengarkan berita-berita dari Allah SWT. “... dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit untuk mendengar-dengarkan kabar dan berita-beritanya. Tetapi sekarang, barangsiapa yang mencoba mendengar-dengarkan, tentu akan menjumpai panah api yang mengintai untuk membakarnya”. (QS Al-Jin 9:72). Jin diciptakan Allah SWT dari api yang sangat panas, dijelaskan dalam Al-Hijr dan Ar-Rahman, “...dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (QS. Al-Hijr 15:27). "...dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api."

BIDADARI SURGA (Renungan Puasa Ramadhan Hari ke 24)

  Renungan Ramadhan Hari ke 24 indocomm.blogspot.com B IDADARI SURGA   Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa WA: 081289349614 Puluhan pesan singkat WA masuk ke ponsel saya. Umumnya nomor WA itu tidak saya kenal. Mereka menginginkan saya untuk menulis artikel tentang bidadari surga. Saya mencoba menulis artikel singkat tentang bidadari surga dari berbagai sumber yang saya baca. Jujur, saya akui tulisan ini sangat jauh dari sempurna, untuk itulah saya mohon maaf. Semoga bermanfaat. Dalam bahasa Arab bidadari disebut "Hauraa" atau Huruun 'iin”, artinya putih bersih, mulus tidak cacat. Sebutan lain yang artinya juga bidadari ialah Huriya atau Huraiya. Secara umum, bidadari dapat dimaknai perempuan surga berkulit putih, bermata jeli dengan lentik bulu mata serta sifat pribadinya yang sempurna. Penciptaan bidadari telah ada seiring keberadaan surga, seperti tertulis dalam hadits Anas ra, Nabi SAW berkata, “Pada malam perjalanan isra’ aku melintasi sungai di surga

The Wawan Kuswandi Forum: Polri, KPK dan Kejagung Wajib Bersinergi

 

Yakjuj dan Makjuj di Hari Kiamat (Renungan Puasa Ramadhan Hari ke 23)

  Renungan Ramadhan Hari ke 23 indocomm.blogspot.com Yakjuj dan Makjuj di Hari Kiamat Oleh: Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa WA: 081289349614 Yakjuj dan Makjuj merupakan kaum perusak bumi yang keluar pada saat hari Kiamat.  M ereka muncul setelah matinya Dajjal dan turunnya Nabi Isa AS. Mereka membunuh semua penghuni bumi. Mereka menghujamkan panah ke langit untuk membunuh penghuni langit. Kisah kaum Yakjuj dan Makjuj ini ada dalam Al quran di Surat al Kahfi [18] ayat 83-106 dan Surat al Anbiya [21] ayat 95-98. Ciri-ciri fisik kaum Yakjuj dan Makjuj antara lain bermuka lebar, bermata sipit, jambul rambutnya berwarna putih, bentuk wajah mereka seperti tembikar. Jika mereka melewati danau,   maka air danau akan habis karena sifat rakus mereka. Diterangkan dari Ibnu Jarir bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah keturunan Nabi Nuh AS, tepatnya dari garis keturunan Yafith bin Nuh AS (orang tua bangsa Turki dan bangsa Turki adalah sebagian kecil dari mereka). Kisah Yakjuj dan Makjuj   ini be

The Wawan Kuswandi Forum: Ormas dan Parpol Anti Pancasila Bubarkan...!!!