Skip to main content

Posts

Showing posts from May 27, 2018

Ngabuburit Jelang Berbuka Puasa, Perlukah? [puasa hari ke-11]

Ngabuburit atau menunggu waktu saat berbuka puasa Ramadhan hanya dikenal di Indonesia. Ngabuburit berasal dari bahasa Sunda yang artinya waktu sore hari menjelang adzan Maghrib. Apakah ngabuburit mengandung nilai ibadah dan perlukah ngabuburit? Jawabannya bisa ya, bisa juga tidak. Semua tergantung dari bagaimana umat muslim melakukan ngabuburit ketika menanti waktu berbuka puasa. Saat-saat menjelang berbuka puasa merupakan waktu paling istimewa bagi umat muslim yang sedang menunaikan ibadah puasa, baik puasa sunnah maupun wajib (Ramadhan). Mengapa istimewa? Pertama , umat muslim hampir mencapai puncak puasa fisik (dari pagi hingga memasuki malam hari). Kedua , umat muslim mempunyai waktu terbaik untuk berdo’a usai sholat Ashar, khususnya pada hari Jum’at (hadits Abdullah bin Salam). Keberkahan lain saat berbuka ialah dikabulkannya do’a orang yang berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “ Ada tiga do’a yang tidak tertolak. Do’anya orang yang berpuasa ketika berbuka,

Antara Bicara & Do’a [puasa hari ke-10]

Dulu, bagi saya berbicara adalah hal yang biasa saja. Sedangkan berdo’a, setahu saya merupakan ritual yang dilakukan seseorang atau sekelompok massa dengan cara dan waktu-waktu tertentu. Berbicara, topiknya bisa ngalor-ngidul. Sedangkan berdo’a merupakan proses komunikasi lahir dan bathin antara manusia dengan Tuhan. Jadi, antara berbicara dan berdo’a sangat jauh berbeda. baru-baru ini, dalam ceramah sholat Jum’at saya mendapat pencerahan dari khotif tentang dimensi kata bicara dan do’a. Betapa shocknya saya, ketika khotif mengatakan bahwa berbicara dan berdo’a hampir 100 persen sama maknanya. “Sebagai umat muslim, kita wajib hati-hati dalam berbicara karena berbicara itu mengandung do’a. Ada malaikat di sekitar kita yang mencatat semua pembicaraan kita,’’ ungkap khotif. Sebenarnya, apa yang dikatakan khotif diatas bukanlah hal baru. Tiga hari yang lalu, Akbar, teman saya di kantor pernah berkata “Siapapun kita, sebaiknya kalau berbicara jangan sembarangan. Soalnya ber