Negeri Astina tanahnya sangat
subur. Rakyatnya hidup damai dan sejahtera. Para pemimpinnya berlaku adil serta
bijaksana. Namun, dalam satu tahun terakhir ini, ketentraman dan kesejukkan negeri Astina
terusik dengan hadirnya segerombolan penyihir busuk yang dipimpin mbah Yudo.
Mereka diam-diam ingin menjadi
penguasa Astina. Namanya juga
penyihir, mereka bisa menyamar menjadi
apa saja untuk mengelabui rakyat. Melihat keberadaan rakyat Astina yang sangat
religius, mbah Yudo and the Geng menyamar menjadi tokoh agama. Mereka mulai
merusak mental dan moral rakyat serta sejumlah pemimpin negeri Astina dengan
cara menyimpangkan tafsir beberapa ayat yang ada di kitab suci.
Rakyat Astina yang polos dan jujur percaya
dengan ‘dakwah’ manis yang diumbar para penyihir. Rakyat pun yakin bahwa mbah
Yudo Cs adalah tokoh agama yang sangat
suci. Mendapat reaksi positif rakyat, mbah Yudo dan konconya semakin
bersemangat menyebarluaskan ayat-ayat yang ada di dalam kitab suci yang telah disesatkan
penafsirannya. Ayat-ayat suci diubah oleh mbah Yudo dan kawan-kawan menjadi
mantra untuk merusak keimanan rakyat Astina.
Di desa Giriloka sebelah selatan
negeri Astina, kyai Musa berzikir memohon petunjuk Tuhan
tentang masa depan negeri Astina. Kyai
Musa sudah mencium ada bahaya besar yang mengintai rakyat Astina yang dilakukan mbah Yudo Cs. Kyai
Musa prihatin karena rakyat sudah terbujuk dengan ajaran sesat para penyihir
busuk yang berujud tokoh agama. Kyai Musa menyadari, bila dirinya langsung memberantas para
penyihir secara terbuka, pasti banyak menelan korban jiwa, terutama rakyat.
Oleh karena itulah, kyai Musa
menahan diri. Akhirnya, kyai Musa melakukan perlawanan dengan cara lemah lembut
dan melakukan dialog dari hati ke hati kepada rakyat. Kyai Musa terus
mengembalikan kebenaran ayat-ayat yang ada di kitab suci yang telah
diselewengkan mbah Yudo cs kepada rakyat.
Gerakan kyai Musa akhirnya
tercium gerombolan mbah Yudo Cs. Mereka langsung bereaksi dan menyebar fitnah kepada rakyat bahwa kyai Musa
adalah penyihir busuk yang berniat menghancurkan Astina.
Fitnah kejam yang dilancarkan
mbah Yudo Cs, dihadapi kyai Musa
dengan diam dan senyum. Kyai Musa
berprinsip bahwa melawan kejahatan tidak harus dengan kejahatan atau kemarahan.
Senjata ampuh yang dipakai kyai Musa adalah bersikap tenang. Kyai Musa terus
berdoa dan berusaha sambil berserah diri kepada Tuhan. Kyai Musa percaya dan
yakin, cepat atau lambat Tuhan akan menunjukkan kebenaran dengan caraNya yang
maha ghaib untuk menenggelamkan gerombolan penyihir busuk mbah Yudo Cs. (Foto/Ilustrasi:Ist)
plus.google.com/+INDONESIAComment
Indocomm.blogspot.com
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogallery.com
Comments
Post a Comment