Skip to main content

Posts

Showing posts from May 26, 2019

Lima Hakekat Ibadah Ramadhan (puasa hari ke-28)

Tak terasa Ramadhan yang sedang kita tunaikan hampir mendekati puncak kemenangan dan kesucian diri lahir & bathin menuju Idul Fitri. Godaan iblis pun semakin kuat. Tapi, percayalah kepadaNya, ibadah di hari-hari terakhir Ramadhan bisa membawa kita untuk mendapatkan hakekat mukjizat Ramadhan dariNya. Sesungguhnya ada lima hakekat ibadah Ramadhan bagi orang-orang beriman. Pertama , kesabaran dalam menghadapi cobaanNya. Sang Maha Pencipta akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik dari amalnya & melipat gandakannya tanpa terhitung. “ Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan ” [QS An-Nahl:96]. Allah Ta‘ala dalam firmanNya menegaskan, “ Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas ” [QS Az-Zumar:10]. Kedua , keikhlasan dalam menjalankan perintahNya. Dalam surat Al Bayyinah, Allah Ta’ala berfirman, “ P

Berkah dan Derajat Puasa Ramadhan (puasa hari ke-25)

Prof. Dr. Syeikh Yusuf Abdullah al Qardhawi, seorang cendekiawan Islam asal Mesir yang dikenal kritis dalam buku ‘ Tirulah Puasa Nabi (1991) ’ menulis bahwa puasa akan mengangkat aspek kejiwaan manusia. Menurutnya, manusia terdiri dari unsur tanah dan ruh. Unsur tanah akan menyeret manusia ke bawah dan saat manusia tak mampu mengangkatnya ke atas, maka manusia menjadi rendah seperti binatang. Sedangkan unsur ruh yang ditiupkan Illahi akan mengangkat manusia ke atas untuk menuju derajat mulia seperti malaikat. Yusuf Qardhawi menegaskan, puasa mempersiapkan manusia untuk naik tingkat ke derajat taqwa yang paling tinggi. Bulan ramadhan menjadi madrasah mutamayizah untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama yang tinggi. Barangsiapa menjalin hubungan baik dengan tuhan, menunaikan puasa, mengerjakan qiyaamul lail, maka manusia akan mendapatkan berkahNya. Pernyataan Qardhawi di atas mengandung makna bahwa puasa adalah urusan orang beriman dengan Allah SWT. Inti kemuliaan puasa iala

Mukjizat Mulia Ramadhan (puasa hari ke-24)

Begitu banyak mukjizat ibadah puasa sunnah yang diberikan Allah SWT kepada makhluk ciptaanNya di jagat raya. Namun, hanya puasa Ramadhan yang memiliki derajat mukjizat paling mulia. Sesungguhnya hanya orang-orang beriman yang menunaikan puasa Ramadhan dengan ikhlas. Allah SWT berfirman, “ Wahai orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa ”(QS Al Baqarah 2:183). Puasa Ramadhan bukan hanya menyucikan diri manusia secara lahir dan bathin, tetapi juga menjadi serum paling ampuh untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit. Kalangan nonmuslim yang mengakui mukjizat puasa, diantaranya ialah Napoleon Bonaparte yang mengatakan, “ terapiku adalah puasa ”. Prof. Nicholev Wanzlop, ilmuwan Rusia mengungkapkan, “ lapar dapat berguna sebagai terapi kesehatan ”. Tahun 1975, Allan Cott dalam artikelnya berjudul Fasting as A Way of Life menyebutkan, “ Puasa memberikan istirahat fisiologis menyeluruh bagi sistem pencernaa

Islam ‘Rahmatan Lil Alamin’ [ Merespon Pernyataan Gus Nadir Tentang ‘Islam Wasathiyah itu Moderat’ ]

Pernyataan Nadirsyah Hosen atau biasa disapa Gus Nadir tentang ‘ Islam Wasathiyah itu Modera t’ yang dimuat media online Gatra.com ( 27 Mei 2019 - Baca: https://www.gatra.com/detail/news/418616/lifestyle/nadirsyah-hosen-islam-wasathiyah-itu-moderat-tanpa-kehilangan-prinsip ) sangat menarik sekaligus menohok kelompok Islam radikal yang saat ini sedang bertebaran di sejumlah negara di Timur Tengah dan juga sedang terjadi di Indonesia. Dalam pandangan saya, pernyataan itu merupakan respon Gus Nadir terhadap terjadinya kekisruhan politik di Indonesia yang mengatasnamakan Islam. Dosen di fakultas hukum Monash University Australia ini menegaskan, Islam Wasathiyah sebagai Islam moderat bisa menjadi pedoman bagi muslim Indonesia dan dunia agar terhindar dari kekisruhan politik yang selalu membawa-bawa Islam.  Menurut Gus Nadir yang juga Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Australia dan Selandia baru ini, Islam Wasathiyah menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh al

Demi Waktu dan Bulan Ramadhan (puasa hari ke-23)

Nikmatnya waktu bisa membuat manusia ‘terlelap’ dalam perputaran duniawi. Dalam pandangan sekilas, perjalanan waktu tampak sederhana. Padahal waktu, terutama saat bulan ramadhan, telah mendapat kuasa dariNya untuk mengendalikan alam raya. Waktu adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia, terlebih lagi saat bulan ramadhan. TakdirNnya sudah menunjuk waktu sebagai penentu atas apa-apa yang terjadi di jagat raya. Disadari atau tidak semua makhluk hidup berada dalam genggaman waktu. Waktulah yang menentukan jalan hidup manusia sampai akhir zaman. Waktu dalam pandangan Imam Ali bin Abi Thalib AS yang tertuang dalam kata mutiara ke 21 Nahjul Balaghah menyebutkan, ‘ Kesempatan berlalu laksana awan, oleh karena itu kejarlah kesempatan-kesempatan baik .’ Waktu dalam tafsir Imam Ali AS adalah nikmat zatNya yang sangat mulia untuk manusia, tetapi sangat singkat kehadirannya. Saking cepatnya proses perjalanan waktu, Imam Ali menganalogikan waktu seperti awan-awan di langi