Skip to main content

Posts

Showing posts from January 7, 2018

Politik Internasional 2018: AS dan Israel Poros Konflik Global

Peta politik dunia internasional memasuki tahun 2018 ini, akan sangat rawan dengan konflik global. Amerika Serikat (AS) dan Israel akan menjadi poros konflik dunia. Hal ini terjadi akibat pengakuan sepihak Presiden AS, Donald Trump terhadap status Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Kebijakan Trump yang didukung Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu itu, jelas-jelas akan memicu konflik dunia secara meluas dan berkepanjangan. Pada tanggal 6 Desember 2017 lalu, Presiden AS, Donald Trump tiba-tiba mengumumkan keputusannya untuk mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem. Langkah Trump ini ditolak sejumlah negara. Sebanyak 128 negara menentang keputusan Trump dan mendesak agar menarik pengakuannya atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Di sisi lain, Trump mengancam, AS akan memutus bantuan keuangan kepada negara-negara yang mendukung resolusi PBB yang menolak kebijakan Trump soal status Jerusalem. Kebi

Ada Apa dengan Ahok?

Kabar soal gugat cerai Ahok terhadap istrinya Veronica Tan, menuai kontroversi berbagai pihak. Ada yang pro, kontra, tidak percaya, bahkan ada yang menyebutnya hoax. Sejumlah media massa, mulai dari majalah, koran, radio, televisi dan website terus menyoroti berita ini. Lagi-lagi Ahok menjadi fenomena berita nasional. Ada apa dengan Ahok? Mungkin karena Ahok mantan birokrat kontroversial dalam memimpin Jakarta beberapa waktu lalu, maka semua sepak terjangnya menjadi sorotan publik. Ahok juga terus menjadi sasaran empuk berita di media massa untuk menyedot perhatian pembaca. Sebenarnya, sangat banyak mantan birokrat di Indonesia yang juga memiliki kasus, mulai dari korupsi, pelecehan seksual hingga perceraian. Namun, beritanya tidak seheboh berita gugat cerai Ahok terhadap Veronica. Sekali lagi, Ahok benar-benar memiliki daya magnet yang luar biasa di Indonesia. Uniknya lagi, sejumlah netizen di sosial media secara lantang mengeluarkan aneka ragam komentar. Ada yang l

“Kami Tunggu Laporan Keluarga Korban”

Suasana duka begitu kental menyelimuti rumah adik saya  di kompleks perumahan Melati Mas, Serpong. Hawa pagi yang teramat dingin dan tenang menjadi semakin sempurna dengan merdunya lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an yang disuarakan perlahan oleh para pelayat yang datang. Yaaah…   kalau takdir sudah jatuh tempo, maka tak ada lagi tawar-menawar waktu untuk mengulur kematian. Sekitar pukul 12.15 WIB, telepon selular berbunyi   berulang-ulang. Saya   yang baru saja tertidur langsung terbangun. Terdengar suara kecil diiringi isak tangis. Adik saya mengatakan bahwa mertua lelakinya telah berpulang ke pangkuanNya. Innalillahi…. saya kaget. “Kata saksi yang berada di tempat kejadian, papa ditabrak motor yang melaju kencang sekitar pukul sebelas malam,” ucapnya terisak. Dari rangkaian fakta yang disampaikan beberapa saksi mata yang diceritakan adik di tempat kejadian, saya menganalisis ada tiga hal tragis seputar kasus kecelakaan  ini. Pertama ialah saat korban (mertua lelak

Pengemis Jakarta

Hampir sebagian besar warga Jakarta pasti pernah melihat pengemis anak-anak atau pengamen, entah di jalan raya, lampu merah, dalam angkutan umum atau trotoar.   Anak-anak yang mengemis di  jalanan berusia antara 5 sampai 13 tahun. Hanya dengan bermodalkan tepuk tangan dan kantung plastik bekas bungkus gula-gula, mereka tak segan-segan memohon belas kasihan kepada para pejalan kaki, pengendara mobil dan motor serta warung tenda . Terkadang mereka bernyanyi  ala kadarnya. Tampilan fisik dan pakaian mereka dekil, tapi tubuhnya terlihat sehat. Jakarta memang ladang rezeki. Siapa saja bisa menggali nafkah  di kota ini . Pertanyaannya ialah mengapa anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD)  itu mengais rezeki dengan  mengemis? Dimana orang tua mereka? Apakah mereka masuk dalam jaringan pengemis terorganisir? Sekitar sepuluh tahun lalu, beberapa surat kabar ibu kota dan liputan media televisi nasional berhasil membongkar jaringan pengemis  di Jakarta.  A