Skip to main content

Bertutur Sopan, Bertindak Santun







Indonesia adalah negara hukum, bukan negara agama. Tidak ada agama mayoritas atau minoritas yang mendapat keistimewaan hukum di Indonesia. Siapapun Anda, wajib hukumnya untuk menaati hukum. Bila Anda mengalami kekecewaan atau persoalan yang berhubungan dengan hukum, silahkan melakukan tuntutan secara hukum ke pengadilan. Seluruh rakyat Indonesia derajatnya sama di hadapan hukum dan dijamin oleh Undang-Undang. Saya berharap kita semua memahami ini dengan baik dan benar.

Sosial media bukanlah sarana yang tepat untuk mengumbar kekecewan Anda dengan menyebarkan hoax, mengadu domba antar sesama, memfitnah, merusak tatanan kedamaian dan kenyamanan sosial serta menyebar kebencian. Sekali lagi saya sampaikan, pengadilanlah media yang paling tepat untuk mengajukan tuntutan hukum. Ayo kita bersama-sama menghindari bertutur kasar, menghina, menghujat, mengecam atau menjelek-jelekkan orang atau kelompok lain di sosial media.

Seperti kita ketahui dalam beberapa bulan terakhir ini, sebagian kecil masyarakat dengan mengatasnamakan agama tertentu melakukan aksi massa yang tidak lagi menghormati dan menghargai hukum.Tindakan aksi massa dengan mengatasnamakan agama atau mengumbar kebencian melalui sosial media akan merusak kerukunan antar umat beragama dan keutuhan bangsa Indonesia. Sungguh sebuah perilaku yang tidak manusiawi dan jauh dari ajaran kebaikan agama apapun.

Perbedaan SARA bukanlah lahan untuk menciptakan konflik, tapi jadikanlah perbedaan SARA sebagai anugerah Tuhan yang wajib kita syukuri bersama. Agama akan menjadi solusi terbaik bagi kehidupan manusia, bila dalam pelaksanaannya tetap menjaga dan menghormati perbedaan sosial dan tidak melanggar hukum. Agama akan menjadi alat penghancur manusia yang paling mengerikan, bila dalam penerapannya tidak lagi menghormati keberagaman SARA dan merusak sendi-sendi hukum.

Sekali lagi saya ingin mengingatkan, ayo kita bersama-sama bertutur sopan dan bertindak santun di sosial media maupun dalam realitas kehidupan beragama di Indonesia. Siapapun Anda [tokoh agama, politisi, guru, pejabat dan rakyat kecil sekalipun] jangan jadikan agama sebagai alat pembenaran untuk mendiskreditkan orang atau kelompok lain. Indonesia bukan negara agama, tetapi negara hukum.

Pisang goreng sudah matang tinggal disantap, rasanya nikmat bener kalo ditimpali dengan secangkir teh tubruk anget. Tea break dulu mas broo

www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
Indocomm.blogspot.com
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogallery.com



Comments

Popular posts from this blog

[Satire] Anies Baswedan Pilih Mundur atau Dipecat

Kalau terbukti ada kejahatan anggaran yang disengaja dan terindikasi korupsi, maka Anies Baswedan harus memilih mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta dan menerima sanksi hukum atau dipecat secara tidak hormat. Usai sholat Jum’at (01/11/2019) kemarin, saya langsung meluncur ke kantor Kementerian Dalam Negeri untuk bertemu dengan Mendagri Tito Karnavian. Rabu sebelumnya, saya sudah membuat janji untuk interview Tito Karnavian seputar kasus dugaan kejahatan anggaran RAPBD DKI Jakarta 2020. Berikut petikan wawancara singkatnya. Indocomm : Apa pendapat bapak terkait skandal harga lem senilai Rp82,8 miliar yang masuk dalam RAPBD 2020 sementara Pemprov DKI Jakarta? Tito Karnavian : Saya sedang mempelajarinya secara serius. Saya telah melakukan kordinasi dengan Ketua DPRD DKI, Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta KPK, tujuannya agar kita memiliki satu persepsi yang sama, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat dan jelas, apakah benar ada kejahatan anggar...

Nikmat Malam Takbiran, Momentum Puncak Berdzikir [puasa hari ke-29]

Tradisi merayakan malam takbiran di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara. Malam Takbiran menjadi momentum puncak berdzikir umat muslim menyambut datangnya hari kemenangan, hari raya Idul Fitri. Malam takbiran merupakan pertanda bahwa seluruh rangkaian ibadah puasa Ramadhan telah berakhir. Selanjutnya, umat muslim bersiap merayakan hari raya Idul Fitri. Di malam takbiran terdengar kumandang lafadz dzikir kalimat takbir, tasbih, tahlil dan tahmid mengagungkan nama Allah SWT yang dilantunkan secara berulang-ulang. Allah Ta’ala berfirman, “… dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur ” (QS Al Baqarah:185). Tradisi merayakan malam takbiran di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari takbir keliling, takbir berjamaah di masjid dan mushola sampai dengan takbir di rumah bersama keluarga. Gema takbir juga berkumandang dalam siaran televisi, radio, YouTube dan sejumlah media sosial lainnya dengan ...

Gelombang PHK Berkelanjutan, Kode Keras Bagi Presiden Prabowo Subianto

Gelombang PHK bukan hanya terjadi di sektor industri manufaktur, tetapi juga menyentuh lembaga media massa nasional, seperti stasiun TV swasta, siaran radio komersial dan sejumlah media online. Diprediksi sampai akhir tahun 2025 ini, pengangguran terselubung terdidik semakin tinggi, angka kriminalitas menanjak naik, premanisme meluas dan pungli bertebaran dimana-mana. Oleh:  Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi secara berkelanjutan sejak tahun 2022 lalu hingga memasuki semester pertama tahun 2025, menjadi kode keras buat Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk segera melakukan evaluasi, terkait kebijakan ekonomi kerakyatan. Badai PHK berjamaah ini terjadi, berawal dari penurunan daya beli masyarakat lapisan bawah. Kondisi ini semakin diperparah oleh keadaan ekonomi global yang terus melemah, serta kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang secara tidak langsung merusak sendi-sendi ekonomi nasional. Terja...