Daya kritis dan pengetahuan agama orang Indonesia, terutama kaum muslim sangat
lemah dan kropos,
bahkan terbilang tidak cerdas. Mengapa ini
bisa terjadi? Pertanyaan ini wajib kita renungkan bersama.
Apa itu agama tutur? Agama tutur
adalah panduan cara bersikap dan berperilaku yang dilakukan seseorang atau
sekelompok masyarakat, setelah mereka mendapat ajaran dari sejumlah tokoh agama
melalui tutur kata alias lisan.
Penganut agama di Indonesia sangat
beragam. Setiap warga negara Indonesia berhak memilih agama yang diyakininya
dan dijamin oleh Undang-Undang (UU). Umumnya,
semua agama, baik di dunia maupun di Indonesia, mengajarkan kebaikan berdasarkan petunjuk Tuhan
melalui kitab suci dan hadist nabi.
Kalau setiap agama mengajarkan
kebaikan, lantas mengapa di Indonesia sering
terjadi konflik berbau agama? Bahkan, ada salah satu agama di Indonesia dicap
sebagai agama radikal yang terus-menerus merusak sendi-sendi perdamaian antarumat
beragama? Bukankah ini bertentangan dengan ajaran agama? Mengapa ini bisa
terjadi? Pertanyaan kritis ini cukup menguras pikiran saya untuk mencari
jawabannya.
Konflik berbau agama di Indonesia
terjadi karena sebagian besar masyarakat, terutama kaum muslim, dalam mempelajari
agama hanya mendengarkan omongan atau tutur kata seorang tokoh agama. Sebenarnya, setiap pernyataan seorang tokoh agama, wajib
kita kritisi. Namun faktanya, khususnya kaum muslim, mereka sangat malas dan
tidak mau mendalami agama melalui kitab suci (Al Qur’an) dan membaca berbagai buku
tentang ajaran agama islam.
Akibatnya, daya kritis dan
pengetahuan agama islam kaum muslim Indonesia sangat lemah, bahkan terbilang tidak cerdas. Mereka lebih
percaya kepada tutur kata tokoh agama, dibandingkan dengan banyak membaca buku-buku
agama dan mendalami ayat-ayat yang ada di dalam kitab suci. Efek yang terjadi
adalah kaum muslim di Indonesia seringkali
meyakini sejumlah mitos dan kebudayaan sebagai ajaran agama.
Yang lebih mengerikan lagi ialah
banyak ‘penjahat’ yang berkedok tokoh agama memanipulasi tafsir ayat-ayat yang
ada di dalam kitab suci untuk
kepentingan pribadinya atau kelompoknya. Disinilah terjadi penyesatan. Fakta
yang lebih mengenaskan lagi ialah sebagian besar umat muslim di Indonesia, umumnya langsung percaya dengan tutur kata seorang tokoh
agama tanpa mau mengkritisinya. Semoga kaum muslim menyadari hal ini. Aamiin….Wassalam.[ Wawan Kuswandi ]
plus.google.com/+INDONESIAComment
Indocomm.blogspot.com
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogallery.com
Comments
Post a Comment