Skip to main content

Pak Prabowo Sudahlah, Ikhlaskan dan Santai Saja…

Pak Prabowo sudahlah, Ikhlaskan dan santai saja bila memang Tuhan belum memberikan kesempatan kepada Anda untuk menjadi presiden di negeri yang subur makmur ini. 

Toh pendukung Anda secara perlahan tetapi pasti, mulai pasrah karena faktanya pendukung capres 01 jumlahnya lebih besar dan signifikan. 

Bukan itu saja, sedikitnya tujuh lembaga survei independen yang dalam waktu relatif bersamaan melakukan survei (baru-baru ini), ternyata hasilnya elektabilitas capres 01 masih unggul antara 18 sampai 20 persen di atas capres 02.

Saya percaya, capres 02 punya bakat dan kemampuan menjadi presiden seperti Soeharto dan SBY (dari trah militer). Namun, tahun ini bukanlah momentum yang tepat bagi capres 02. Barangkali hanya mukjizat Tuhan yang bisa mengangkat capres 02 jadi presiden di tahun 2019 ini. Momentum capres 02 bisa jadi presiden seharusnya terjadi di tahun 2014 lalu. Sayangnya momen itu telah berlalu.

Civil Society

Tapi bagi saya jadi presiden atau tidak, capres 02 sudah menunjukkan sosoknya sebagai salah satu pemimpin nasional yang memiliki banyak penggemar di Indonesia.

Dari sejumlah tokoh militer yang saya tahu, umumnya beberapa figur militer aktif maupun mantan militer memiliki perhatian besar terhadap berbagai persoalan bangsa. Tapi, seiring zaman yang terus berkembang, keberadaan civil society dan civil power semakin kuat dalam mengarungi dinamika kehidupan politik. Trah militer (aktif maupun mantan) untuk menjadi presiden dalam sebuah negara sudah berlalu sejak 30 tahun lalu dan itu telah terjadi diberbagai belahan negara manapun di dunia.

[ Penulis bersama Jenderal Agum Gumelar di salah satu lapangan golf di Pulau Batam tahun 2007 silam ]  

Dinamika Politik

Bila militer kembali ke asalnya yakni pulang ke ‘barak’ itu merupakan hal yang wajar dan lumrah-lumrah saja. 

Biarkan tampuk kekuasaan politik dikelola oleh kekuatan sosok sipil yang cerdas. militer cukup mengontrol saja. Tugas penting militer adalah menjaga dan mempertahankan Indonesia dari serangan musuh, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Hal yang sama juga perlu dilakukan oleh ASN dan Polri. Mereka terikat dengan sumpah jabatan untuk netral dalam berpolitik dan terus menjalankan fungsinya dalam melayani publik. Militer, ASN dan Polri wajib menjaga dinamika politik yang sedang berkembang di masyarakat agar tetap adem-ayem sehingga kenyamanan, keamanan dan kedamaian sosial terus terjaga.

[ Penulis bersama Jenderal Wismoyo Arismunandar dalam acara Charity di Pulau Batam tahun 2007 silam ]  

Jadi, bila ada segelintir oknum ASN, militer dan Polri yang berpura-pura netral dalam berpolitik, tetapi secara sembunyi-sembunyi mendukung salah satu capres (baik capres 01 maupun capres 02), saya tertawa geli. 

Ada sesuatu yang sangat ‘lucu’, kenapa? Karena mereka berteriak netral, tapi sesungguhnya tidak netral. Yang lebih memprihatinkan lagi ialah mereka menunjukkan ketidaknetralannya dengan sikap dan perilaku emosional.

Sikap dan perilaku sejumlah oknum ASN, militer dan polri yang tidak netral, bagi saya biasa-biasa saja dan tidak perlu direspon secara emosional alias nyantai aja. Dalam tulisan singkat ini, saya hanya ingin menyampaikan bahwa sebaiknya seluruh ASN, militer dan polisi (baik yang masih aktif maupun mantan) berkewajiban menjaga harmoni sosial, sportif, berjiwa besar dan berlapang dada untuk mengawal siapapun yang akan menjadi presiden di negeri garuda ini. Salam seruput kopi tubruknya bro….

LIHAT JUGA:
Indocomm.blogspot.co.id
www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
@INDONESIAComment
@wawanku86931157
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogallery.com
Foto: Istimewa

Comments

Popular posts from this blog

[Satire] Anies Baswedan Pilih Mundur atau Dipecat

Kalau terbukti ada kejahatan anggaran yang disengaja dan terindikasi korupsi, maka Anies Baswedan harus memilih mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta dan menerima sanksi hukum atau dipecat secara tidak hormat. Usai sholat Jum’at (01/11/2019) kemarin, saya langsung meluncur ke kantor Kementerian Dalam Negeri untuk bertemu dengan Mendagri Tito Karnavian. Rabu sebelumnya, saya sudah membuat janji untuk interview Tito Karnavian seputar kasus dugaan kejahatan anggaran RAPBD DKI Jakarta 2020. Berikut petikan wawancara singkatnya. Indocomm : Apa pendapat bapak terkait skandal harga lem senilai Rp82,8 miliar yang masuk dalam RAPBD 2020 sementara Pemprov DKI Jakarta? Tito Karnavian : Saya sedang mempelajarinya secara serius. Saya telah melakukan kordinasi dengan Ketua DPRD DKI, Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta KPK, tujuannya agar kita memiliki satu persepsi yang sama, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat dan jelas, apakah benar ada kejahatan anggar

GERBANG MEDIA NASIONAL: Liputan Aktual Top News, Top Sports, Top Kuliner, Top Travel ...!!!

@IndonesiaCommentTV TOP BINGITS DAH, SALUUUTT...!!!  https://youtu.be/2Q3DIvbUPpE?si=jWfSGaQc21taOHtj

Bursa Pasar Taruhan, Timnas U23 Indonesia Versus Timnas U23 Guinea, Ini Angka Perbandingannya...!!!

https://youtube.com/shorts/zGgyMsoZKkk?si=0wDTw5dTZQZi6ogu