Tuhan punya alasan tak terbantahkan ketika menciptakan sesuatu di alam semesta. Tuhan memberikan
‘mukjizat’ kenikmatan yang luar biasa kepada manusia ketika makan
ayam goreng. Lezatnya daging hewan-hewan ciptaanNya, bukan hanya sebatas mulut
dan perut saja, hewan juga bisa memberikan ‘kenikmatan’ dunia dan akherat kepada manusia. Siang
ini saya berniat mampir ke kedai mpok Dijah di kawasan Jakarta
Kota. Lama sekali saya tidak makan
ayam goreng. Kedai mpok
Dijah terkenal dengan kelezatan ayam gorengnya. Saya adalah salah satu dari sekian
juta orang di Indonesia yang ‘gila’
makan ayam goreng.
Tuhan punya alasan
kuat ketika menciptakan alam
semesta beserta isinya. Salah satunya hewan ayam yang bisa diolah
menjadi makanan ayam goreng. Semua ciptaan Tuhan mempunyai berkah bagi
kehidupan makhluk hidup di jagat raya yang mungkin saja bisa mengantarkan
manusia menerima rahmatNya.
Saya
teringat firman Allah SWT, “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit & bumi, silih bergantinya malam & siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa
yang Allah SWT turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (keringnya) dan Dia sebarkan di bumi segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit & bumi. Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
& kebesaran Allah SWT) bagi kaum
yang memikirkan (QS. Al Baqarah 2:164).
Menurut
saya, makna tanda-tanda keesaan &
kebesaran Allah SWT (QS. Al Baqarah
2:164) diatas merupakan peringatan bagi manusia untuk berpikir atas seluruh ciptaanNya. Manusia sekelas habib pun tak bisa menciptakan alam semesta. Manusia
diwajibkan untuk menyayangi seluruh ciptaanNya. Allah SWT telah menunjukkan sifat kasih sayangnya dalam Surat Hud ayat 36-38 yang mengisahkan
tentang hukumanNya kepada kaum Nabi
Nuh dengan mendatangkan banjir. Allah
SWT memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat perahu dan membawa satwa-satwa secara
berpasang-pasangan.
Dalam
sebuah riwayat, guru ngaji saya pernah bercerita bahwa ketika Nabi Muhammad SAW memasuki Kota Makkah setelah
menaklukkan tentara Quraisy, Beliau
memerintahkan pengikutnya untuk tidak membunuh satwa apa pun yang ada di kota
suci itu. ‘Pada setiap yang mempunyai
hati yang basah (hewan) itu terdapat pahala (dalam berbuat baik kepadaNya).’
(HR Al-Bukhari:2363).
Lantas
bagaimana dengan perilaku manusia yang
suka menganiaya hewan? Nabi Muhammad SAW bersabda ‘Seorang perempuan masuk neraka karena tidak
memberi makan dan minum seekor kucing yang berada dalam kurungannya.’
(HR Al-Bukhari:3482). Kewajiban manusia
menyayangi hewan juga terungkap dalam kajian ilmiah yang ditulis Bill Devall
(Januari, 2001) dalam bukunya ‘Deep Ecology:Living as if Nature Mattered’. Devall menyatakan bahwa manusia harus
melindungi hewan karena hewan merupakan mata rantai ekosistem kehidupan di muka
bumi.
Seluruh
makhluk hidup yang ada di alam semesta wajib saling menyayangi. Apabila
ada manusia yang suka melakukan
penganiayaan terhadap hewan, mereka layak disebut
Iblis. Bahkan, kekejian manusia dalam menganiaya hewan
melebihi kekejaman Iblis ketika menggoda manusia. Hal berbeda justru ditunjukkan beberapa
hewan tertentu yang dengan setia
menjadi sahabat ‘lahir dan bathin’ manusia dalam keadaan apapun. Menurut Anda,
mana yang lebih berperikemanusiaan, hewan atau manusia? Anda bebas untuk
menjawabnya. Saya yakin, Tuhan
akan menunjukkan kuasanya kepada
siapapun yang telah melakukan ‘pembunuhan’ atas semua ciptaanNya yang ada di
alam semesta.
Waktu
menunjukkan pukul 11 lebih 30
menit. Perut mulai terasa lapar. Saya langsung meluncur menuju kedai mpok
Dijah. Air liur bergelombang kencang dimulut saya karena
sudah tak sabar ingin menyantap
nikmatNya, ayam goreng mpok Dijah. “Manusia bukan satu-satunya Makhluk Hidup
ciptaanNya. Dengan segala Mukjizatnya Tuhan menciptakan makhluk hidup lainnya
agar manusia lebih mengenal kasih sayang” [Wawan Kuswandi]
plus.google.com/+INDONESIAComment
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogalley.com
Comments
Post a Comment