BJORKAPHOBIA: Negara Panik, KPK Gelisah...!!!
Lihat Tayangan Videonya di:
Dalam dua minggu terakhir ini, hackers Bjorka membuat kaget pegiat sosial media nasional. Bjorka meretas atau membocorkan data rahasia beberapa situs pemerintah ke publik. Salah satu kebocoran data rahasia yang sangat menghebohkan ialah publikasi secara masif surat-surat rahasia Badan Intelejen Negara atau BIN ke Presiden Jokowi. Namun, BIN langsung membantahnya.
Tidak hanya sampai disitu, data-data rahasia pejabat negara lainnya, diantaranya Puan Maharani, Erick Thohir, Luhut Binsar Pandjaitan, Ridwan Kamil, Johnny G. Plate, Anies Baswedan, Mahfud MD, juga bocor ke publik.
Entah masih berapa panjang lagi antrean pejabat negara yang data rahasianya siap dibocorkan. Mungkin bukan hanya pejabat negara saja yang menjadi target Bjorka. Bisa saja oknum-oknum pimpinan ormas, tokoh-tokoh agama, dan lembaga-lembaga lain yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan kepentingan rakyat. Bahkan, lembaga negara seperti Pertamina dan KPK sudah mulai gelisah dan tampaknya ketakutan. Bisa jadi, rasa takut juga menyergap oknum-oknum lembaga lain seperti Ketua Mahkamah Konstitusi, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, anggota DPR/MPR, Ketua-ketua parpol dan institusi negara lainnya.
Bjorka juga menyentil mantan Kapolri Tito Karnavian dengan menyebut Ferdi Sambo adalah orangnya Tito, dan yang lebih menarik lagi, Bjorka membuat sayembara berhadiah uang sekitar 14 juta rupiah kepada para netizen yang bisa menjawab siapa aktor utama dibalik tewasnya aktivis kontras, Munir Said Thalib beberapa tahun silam.
Bjorka bagaikan malaikat maut yang siap membocorkan data rahasia siapapun dalam hitungan detik. Negara panik. Ada beberapa oknum pejabat negara yang mengatakan bahwa kebocoran data itu adalah hoaks, data yang dibocorkan banyak yang salah dan ada juga yang berkomentar bahwa data itu bersifat umum dan bukan rahasia.
Terlepas dari banyaknya komentar berbeda pejabat negara, terkait kebocoran data rahasia itu, yang pasti saat ini Indonesia sedang darurat kebocoran data nasional. Keberadaan Bjorka sungguh sangat menakutkan seperti virus penyakit yang mematikan. Kini, sejumlah pejabat negara tinggal menunggu giliran, kapan data rahasia mereka dibocorkan. Bjorkapobia menyebar dahsyat di kalangan pejabat negara.
Pertanyaannya ialah bagaimana negara menyikapi dan mengantisipasi serangan maut Bjorka?
Dibentuknya tim khusus atau timsus oleh Presiden Jokowi boleh-boleh saja dan sah-sah saja. Namun, apakah timsus yang terdiri dari Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN, Menkominfo, BIN, dan cybercrime Mabes Polri akan efektif dalam melacak dan memburu Bjorka? Kita tunggu saja hasilnya...
Tujuan utama dibuatnya timsus ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam menjaga keamanan rahasia negara, sekaligus mencegah kegaduhan publik yang mungkin bisa mengganggu stabilitas nasional.
Sebenarnya, ada satu cara paling efektif dalam menghadapi serangan Bjorka atau hacker-hacker lainnya, baik untuk saat ini maupun untuk masa-masa mendatang. Caranya yaitu dengan memperkuat pertahanan dan keamanan pusat penyimpanan data dengan memakai teknologi canggih dan wajib dikelola oleh orang-orang yang ahli dibidangnya.
Sebaiknya, timsus buatan pemerintah ini segera menyiapkan perencanaan, sosialisasi dan pelatihan khusus secara berkala dalam upaya mengedukasi semua lembaga negara maupun swasta untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan pusat penyimpanan data lembaga mereka masing-masing. Hal ini juga wajib dilakukan oleh semua provider telepon selular, kalangan perbankan serta website company yang berbasis teknologi canggih.
Jadi, sehebat apapun hacker, kalau kita sudah memiliki pertahanan dan keamanan canggih dalam penyimpanan data, maka sangat kecil peluang para hackers bisa mencuri atau melakukan hack data rahasia, seperti yang dilakukan Bjorka. Kasus hackers Bjorka menjadi pelajaran sangat mahal bagi bangsa ini. Wassalam.. (wawan kuswandi)
Comments
Post a Comment