Oleh: Wawan Kuswandi
Pemerhati Komunikasi Massa
Jelang Pilkada 2024, sejumlah partai politik (parpol) berlomba-lomba menawarkan 'badut' untuk menjadi Kepala Daerah di wilayah tertentu.
Gagalnya kaderisasi calon pemimpin di sejumlah parpol, membuat 'badut' punya kesempatan untuk menjadi Kepala Daerah. 'Badut' tidak memiliki kualitas dan kapabilitas politik.
'Badut' hanya punya uang dan popularitas. Contohnya beberapa oknum di kalangan selebriti, komika, artis, penyanyi, aktor, presenter dan beberapa oknum yang mengisi berbagai acara hiburan di televisi.
Menurut data Polling INDOComm tanggal 16-18 Desember 2023, sebanyak 75,3 persen caleg dari kalangan selebritis tidak berkualitas (https://youtube.com/shorts/bOgjO6qN8Pw?si=O5s8i8pmPhugc9uD).
Ini menjadi salah satu barometer penting, terkait kualitas dan kapasitas selebriti dalam dunia politik
Sejumlah elit parpol telah kehilangan etika, moral, logika dan peradaban politik yang berkualitas. Elit parpol semakin rakus meraih kekuasaan. Kepentingan rakyat terabaikan.
Elit parpol dan 'badut', memiliki karakter politik yang sama yaitu merusak marwah dan derajat politik yang sehat, berkualitas, bermartabat dan beradab.
Keadilan, kesejahteraan serta kepentingan rakyat menjadi barang 'busuk' bagi sejumlah parpol. Ini menjadi salah satu indikator bahwa politik nasional semakin terpuruk dan hina dalam kehidupan demokrasi bangsa.
Sekarang pilihan ada di tangan rakyat. Apakah bangsa ini tetap akan memilih 'badut'? Kalau ya, maka Indonesia menjadi satu-satunya negara di dunia yang sukses 'ditenggelamkan' oleh rakyatnya sendiri. Semoga ini tidak terjadi...!!! (***)
Comments
Post a Comment