Jalan raya merupakan CCTV paling canggih dan
tak tertandingi oleh teknologi apapun. Banyak peristiwa tragis seperti kasus kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan raya. Kalau saja jalan raya
bisa ngomong, maka testimoninya tentang kecelakaan lalu lintas pasti
jujur.
Waktu masih menunjukkan jam tujuh pagi ketika laju motor yang saya naiki sampai di jalan raya Gajah Mada, Jakarta, Pusat. Seperti biasa, jalanan sudah ramai. Jalan raya
dimanapun, nggak bisa nolak kehadiran
roda-roda kendaraan yang nyaris tiada henti dan tak mengenal waktu. Tak ada hari libur bagi jalan raya. Jalan
raya juga tak bisa ‘complain’ ketika tubuhnya berlubang, kotor, berdebu,
ditiduri paku-paku karatan. Jalan raya tak pernah mengeluh disaat panas
matahari melumeri kulitnya dan diam membeku saat hujan mengguyur tubuhnya.
Jalan
raya adalah ‘buku sejarah’ manusia.
Jalan raya menyimpan banyak kisah tragis. Kasus-kasus kemacetan, kecelakaan, tabrak lari,
kebut-kebutan liar ‘pembalap’ jalanan,
perilaku arogan dan korup oknum polisi lalu lintas, pengamen, pengemis dan pedagang asongan yang ‘bernyanyi’ di
dalam angkot, pengemudi kendaraan yang berkelahi gara-gara rebutan menyerobot lampu hijau, ceceran darah puluhan korban kecelakaan yang
tewas sia-sia di tangan pengemudi
angkutan umum yang ugal-ugalan, pamer
mobil mewah orang-orang kaya serta bangkai anjing, tikus dan kucing yang hancur berserakan terlindas kendaraan.
Jalan
raya tidak bisa ‘berteriak’ ketika
tubuhnya dibebani mobil kontainer yang
bobotnya berton-ton. Bahkan, jalan raya
dipaksa untuk ‘lancar’ oleh pejabat negara yang pakai mobil mewah saat sedang
macet. Jalan raya seringkali ‘terluka’
saat aksi demo mahasiswa dan buruh
membakar ban di jalanan. Segudang
peristiwa perampokan jalanan, pembunuhan
dan penembakan serta perkosaan di
angkutan umum tak pernah henti terjadi di
jalan raya. Jalan raya jadi saksi kunci skandal kejahatan manusia.
Momen-momen humanis juga terjadi di jalanan.
Jalan raya menjadi tumpuan banyak manusia untuk mencari nafkah. Setiap
hari selama 24 jam, puluhan bahkan
ratusan angkutan umum terus menggerus jalan raya menangguk rupiah. Ratusan
motor, mobil dan sepeda pribadi
juga mengantungkan diri kepada jalan raya untuk menuju kantor
memburu gaji bulanan.
Dibalik pasrahnya jalan raya, ternyata
manusia tidak pernah bersyukur kepada
Tuhan. Jalan raya selalu menjadi ‘kambing hitam’ atas
terjadinya kecelakaan. Manusia menuduh jalan raya yang
berlubang, penuh genangan air, pasir dan
batu-batu krikil yang bertebaran sebagai
penyebab terjadinya kecelakaan. Padahal,
‘cacatnya’ jalan raya adalah ulah
manusia yang tidak bertanggung jawab. Saya percaya, suatu saat jalan raya akan
menerima ‘reward’ atas kepasrahannya.
Saya yakin Tuhan akan segera mengutus ‘makhlukNya’ untuk menyelesaikan kisah-kisah tragis di muka bumi yang terjadi di jalan
raya. “Kesehatan
mental dan moral sebuah bangsa dapat dilihat dari cara bagaimana manusia
memperlakukan jalan raya dengan baik dan benar”. (Foto/Ilustrasi:Ist)
plus.google.com/+INDONESIAComment
Indocomm.blogspot.com
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogallery.com
Comments
Post a Comment