Mungkin Anda kaget dan tidak percaya membaca judul di atas. Saya anggap itu wajar saja karenadalam pikiran Anda, tokoh agama tidak akan pernah berdusta. Saya menghargai penilaian Anda. Tokoh agama dari kalangan muslim banyak bertebaran di Indonesia. Predikat mereka pun bermacam-macam mulai dari ustadz/ustadzah, kyai, maupun habib. Tingkatan ilmu agama mereka juga berbeda-beda tergantung dari predikat yang disandangnya.
Sewajibnya, tokoh agama islam harus menjalankan fungsinya yaitu mengajak umat muslim untuk berbagi kebaikan antar sesama makhluk ciptaan Tuhan. Tapi faktanya, banyak ustadz, kyai dan habib berdusta kepada umatnya. Contohnya ialah mereka sering menyebut orang yang tidak seagama dengan sebutan kafir. Padahal, dalam ajaran
islam sebutan kafir tidak sesederhana yang dipropagandakan oleh sebagian tokoh agama islam. Kemudian, soal umat yang dijanjikan pasti masuk surga apabila mematuhi semua omongan tokoh agama. Padahal, surga dan neraka itu urusan Tuhan, bukan wewenang manusia sekalipun dia seorang ustadz, kyai dan habib.
Ada juga sebagian kecil ustadz, kyai atau habib ketika memberikan ceramah saat sholat jum’at cenderung menebar kebencian terhadap agama lain atau berbicara soal politik kepentingan. Apakah seperti itu ajaran Islam? Mari kita renungkan bersama. Setahu saya, agama apapun selalu menyebarkan kasih sayang dan saling menghormati antar sesama pemeluk agama.
Yang lebih parah lagi ialah, ketika seorang ustadz, kyai atau habib ikut menyebarkan hoax atau fitnah melalui sosial media kepada umatnya dengan penuh nada kebencian. Artinya, para tokoh agama ini berceramah bukan dilandasi oleh ajaran agama yang MENYEJUKKAN, tetapi didasari oleh kepentingan egoisme spiritual. Mereka merasa dirinya sudah paling benar dan yang lain salah. Bahkan, ada ustdaz, kyai atau habib menjadikan info atau berita di sosial media sebagai dalil atau panduan ceramahnya. Seharusnya, panduan atau dalil tausyiah mereka adalah Al Qur’an dan hadist.
Ada juga ustadz, kyai dan habib ketika membuat pernyataan tidak disertai dalilnya dalam Al Qur’an ataupun hadist alias mereka mengarang saja. Contohnya ialah ada seorang ustadz (maaf kalau saya keliru) yang mengatakan bahwa seorang muslim akan masuk surga kalau dia bisa berbahasa Arab. Jadi, kalau tidak bisa berbahasa Arab jangan harap seorang muslim masuk surga. Pernyataan ini benar-benar memilukan. Sebenarnya masih banyak lagi dusta-dusta lain yang terlalu sering diucapkan para tokoh agama.
Dalam ksesempatan ini saya ingin mengimbau kepada umat muslim agar lebih kritis terhadap apa yang diucapkan ustadz, kyai maupun habib. Pernyataan mereka jangan ditelan bulat-bulat. Sedangkan, saran saya untuk para ustadz, kyai maupun habib ialah jujurlah dalam berbicara dan selalu sertai dalil Al Qur’an dan hadist. Hindari menggunakan ayat-ayat Al Qur’an dan hadist untuk tujuan mendustai umat.
Setahu saya, peran tokoh agama adalah pewaris para nabi untuk menyampaikan kebenaran hadist Rosulullah SAW dan ayat-ayat suci Al Qur’an yang berasal dari Allah SWT. Sebaliknya, para tokoh agama ini akan menjadi perusak warisan nabi karena mereka berdusta kepada umatnya dengan cara melakukan kebohongan terhadap isi kandungan Al Qur’an dan hadist. Para tokoh agama juga banyak mempermainkan agama dan Tuhan hanya untuk kepentingan yang sifatnya duniawi. Bagaimana menurut Anda? Silahkan Anda pikirkan baik-baik. [ Wawan Kuswandi ]
www.facebook.com/INDONESIAComment/) plus.google.com/+INDONESIAComment
#INDONESIAComment
Comments
Post a Comment