Skip to main content

Awas! Ponsel Mendikte Hidup Kita [OPINI]















Saat ini,  keberadaan telepon seluler (ponsel) menjadi begitu penting bagi kehidupan manusia. Saking pentingnya, manusia tidak lagi percaya diri atas statusnya sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia. Apa yang ada dalam pikiran Anda,  bila saya menyebut angka dan huruf? Sebagian besar dari Anda mungkin menjawab ponsel. 

Ponsel merupakan alat komunikasi sosial di abad ini yang paling  sukses  mendikte pola interaksi  antar manusia di alam semesta. Jarak, ruang dan waktu  tak lagi menjadi hambatan seseorang untuk kongkow dengan siapa saja. Cukup hanya dengan memencet tuts angka dan huruf, obrolan langsung terjadi. 

Kecanggihan berbagai fitur ponsel menjadi showroom bergengsi bagi seseorang  untuk unjuk harta, benda, wanita, pacar, teman, aktivitas, foto keluarga, jabatan, kuliner, status sosial, bahkan  aurat. Disadari atau tidak, seseorang telah membongkar sisi privasinya sendiri ke publik.

Memanfaatkan  ponsel untuk berbagai kepentingan pribadi  adalah  hak  seseorang. Jadi, siapa pun tak punya hak untuk ikut campur.  Namun, sampai sebegitu besarkah kekuasaan  hak merasuki hati dan pikiran manusia? Jawabannya hanya Anda yang tahu.  Bahkan, para penggila  ponsel menjustifikasi bahwa ponsel adalah salah satu medium silaturahim terbaik saat ini. Benarkah?

Saya pernah mengalami kejadian ‘nyeleneh’ menyangkut eksistensi ponsel.  Pertama,  seorang jamaah di sebelah saya tidak mendengarkan khotbah khotib saat menunaikan sholat Jumat.  Dia lebih asyik bermain  ponsel dengan jari-jarinya. Kedua, salah satu teman saya ‘nyengir’ sendiri dengan ponselnya,  saat  teman-teman lain  ngobrol santai ngalor-ngidul di teras rumah.  Ketiga, saya menegur keponakan saya yang matanya fokus ke ponsel,  ketika sedang berlangsung rapat keluarga.  Keempat, beberapa pengendara motor yang saya tolong saat kecelakaan di jalan,  mengaku mereka keasyikan ngobrol via ponsel sambil mengendarai motor.  Berita-berita di TV juga banyak menginformasikan tentang konflik antar sesama  selebritis  atau politisi  gara-gara saling hujat melalui ponsel.  Bocah kelas 6 SD asyik bermain game online dengan  ponsel hingga lupa waktu untuk makan, minum dan belajar.  Kejahatan kekerasan seks ABG terjadi akibat  berkenalan dengan orang asing melalui  ponsel.  Sebenarnya,  masih banyak  lagi ‘skandal kriminal’ lainnya akibat dari pemakaian ponsel yang tidak proporsional.

Ponsel telah membuat derajat seorang manusia begitu rendah. Manusia tidak mau lagi menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial  yang lebih mengutamakan komunikasi tatap muka,  berbicara langsung  dan bersilaturahim. Cepat atau lambat, manusia telah meninggalkan kodratnya sebagai makhluk sosial. Manusia lebih takut kehilangan ponsel daripada  kehilangan  jati dirinya.   Sangat sedikit sekali ponsel dimanfaatkan  untuk bertutur sopan, berbagi kebaikan, berbagi do’a, berbagi kasih sayang, mengingatkan kejujuran atau memberikan inspirasi positif bagi kehidupan antar sesama di jagat raya. Sadarkah kita? [Wawan Kuswandi] 

plus.google.com/+INDONESIAComment
#INDONESIAComment 
Deenwawan.photogallery.com

Comments

Popular posts from this blog

[Satire] Anies Baswedan Pilih Mundur atau Dipecat

Kalau terbukti ada kejahatan anggaran yang disengaja dan terindikasi korupsi, maka Anies Baswedan harus memilih mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta dan menerima sanksi hukum atau dipecat secara tidak hormat. Usai sholat Jum’at (01/11/2019) kemarin, saya langsung meluncur ke kantor Kementerian Dalam Negeri untuk bertemu dengan Mendagri Tito Karnavian. Rabu sebelumnya, saya sudah membuat janji untuk interview Tito Karnavian seputar kasus dugaan kejahatan anggaran RAPBD DKI Jakarta 2020. Berikut petikan wawancara singkatnya. Indocomm : Apa pendapat bapak terkait skandal harga lem senilai Rp82,8 miliar yang masuk dalam RAPBD 2020 sementara Pemprov DKI Jakarta? Tito Karnavian : Saya sedang mempelajarinya secara serius. Saya telah melakukan kordinasi dengan Ketua DPRD DKI, Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta KPK, tujuannya agar kita memiliki satu persepsi yang sama, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat dan jelas, apakah benar ada kejahatan anggar...

Nikmat Malam Takbiran, Momentum Puncak Berdzikir [puasa hari ke-29]

Tradisi merayakan malam takbiran di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara. Malam Takbiran menjadi momentum puncak berdzikir umat muslim menyambut datangnya hari kemenangan, hari raya Idul Fitri. Malam takbiran merupakan pertanda bahwa seluruh rangkaian ibadah puasa Ramadhan telah berakhir. Selanjutnya, umat muslim bersiap merayakan hari raya Idul Fitri. Di malam takbiran terdengar kumandang lafadz dzikir kalimat takbir, tasbih, tahlil dan tahmid mengagungkan nama Allah SWT yang dilantunkan secara berulang-ulang. Allah Ta’ala berfirman, “… dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur ” (QS Al Baqarah:185). Tradisi merayakan malam takbiran di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari takbir keliling, takbir berjamaah di masjid dan mushola sampai dengan takbir di rumah bersama keluarga. Gema takbir juga berkumandang dalam siaran televisi, radio, YouTube dan sejumlah media sosial lainnya dengan ...

Gelombang PHK Berkelanjutan, Kode Keras Bagi Presiden Prabowo Subianto

Gelombang PHK bukan hanya terjadi di sektor industri manufaktur, tetapi juga menyentuh lembaga media massa nasional, seperti stasiun TV swasta, siaran radio komersial dan sejumlah media online. Diprediksi sampai akhir tahun 2025 ini, pengangguran terselubung terdidik semakin tinggi, angka kriminalitas menanjak naik, premanisme meluas dan pungli bertebaran dimana-mana. Oleh:  Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi secara berkelanjutan sejak tahun 2022 lalu hingga memasuki semester pertama tahun 2025, menjadi kode keras buat Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk segera melakukan evaluasi, terkait kebijakan ekonomi kerakyatan. Badai PHK berjamaah ini terjadi, berawal dari penurunan daya beli masyarakat lapisan bawah. Kondisi ini semakin diperparah oleh keadaan ekonomi global yang terus melemah, serta kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang secara tidak langsung merusak sendi-sendi ekonomi nasional. Terja...