Apa benar masuk neraka itu susah? Pasti Anda tertawa membaca judul tulisan diatas. Mungkin yang ada dalam pikiran Anda ialah justru yang susah itu masuk surga. Seperti sudah saya sampaikan dalam tulisan sebelumnya, urusan surga dan neraka adalah hak mutlak Tuhan. Siapapun makhluk hidup di muka bumi ini tidak akan pernah tahu, siapa-siapa saja manusia atau makhluk hidup di alam raya yang akan dipilih Tuhan untuk tinggal di neraka.
Yang pasti, surga selalu identik dengan kenikmatan hidup.
Sedangkan, neraka identik sebagai tempat
kehidupan yang teramat menyakitkan dan pedih. Saya yakin, tak ada satupun
manusia yang ingin masuk neraka.
Anda tentu masih ingat, sekelompok tokoh agama radikal (saya tak perlu
menyebutkan nama mereka karena saya percaya Anda pasti sudah tahu) yang beberapa
waktu lalu saat aksi demo, sering sekali mengeluarkan pernyataan yang membuat
saya miris yaitu bila orang muslim bersalaman dengan nonmuslim akan masuk neraka.
Bila orang muslim mengucapkan hari raya keagamaan nonmuslim akan
masuk neraka. Bila orang muslim bekerja dengan pengusaha nonmuslim akan masuk
neraka. Bila orang muslim menolong nonmuslim akan masuk neraka. Bila orang
muslim memilih pemimpin nonmuslim akan masuk neraka dan masih banyak lagi
neraka-neraka lainnya.
Jadi, sebenarnya masuk neraka itu memang susah karena
‘segudang’ larangan sudah dilontarkan
oleh sekelompok kecil tokoh agama yang suka mencampuradukkan
perikemanusiaan dengan neraka. Politik dikaitkan dengan
neraka, ekonomi dihubungkan dengan neraka, kebudayaan diidentikkan dengan
neraka, ideologi dianggap neraka. Semuanya neraka. Akibatnya manusia jadi susah
masuk neraka dan neraka jadi kosong melompong.
Pertanyaanya sekarang ialah apakah ukuran seseorang masuk
neraka itu memang sesuai dengan segudang larangan yang disampaikan segelintir
tokoh agama yang saya sebutkan diatas?
Mungkin juga, segudang larangan yang dikatakan para
tokoh agama diatas, justru yang bisa membuat seseorang menjadi gampang masuk neraka. Coba Anda renungkan
baik-baik. Sampai detik ini, saya masih terus
bersahabat, bergaul dan hidup bersaudara bersama penganut agama lain
(nonmulsim). Apakah saya akan masuk neraka?
Saya tidak tahu. Coba kita tanyakan kepada segelas teh tubruk anget yang ada diatas
meja triplek dekil. [Wawan Kuswandi]
www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
#INDONESIAComment
Comments
Post a Comment