Kritik pedas dan sengit anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI William Aditya Sarana terhadap adanya dugaan kejanggalan rancangan anggaran KUA-PPAS di RAPBD DKI Jakarta 2020, tidak membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan takut. Anies merasa dirinya tidak bersalah. Dia malah menyalahkan sistem e-budgeting warisan gubernur Jakarta terdahulu.
Jakarta Sekarat
Dugaan adanya kejanggalan anggaran KUA-PPAS di RAPBD DKI Jakarta 2020 ini memang sangat fantastis dan luar biasa. Adapun dugaan kejanggalan anggaran itu diantaranya ialah anggaran influencer Rp5 miliar, anggaran pembangunan jalur sepeda Rp73,7 miliar, anggaran pembelian lem aibon Rp82,8 miliar, anggaran pembelian bolpoin Rp124 miliar, anggaran tinta printer Rp407,1 miliar, anggaran kertas (F4, A4, folio) Rp213,3 miliar, anggaran buku folio Rp79,1 miliar, anggaran pita printer Rp43,2 miliar, anggaran balliner Rp39,7 miliar, anggaran kalkulator Rp31,7 miliar, anggaran penghapus cair Rp31,6 miliar, anggaran rotring Rp5,9 miliar, anggaran film image Rp5,2 miliar, anggaran Highlighter/stabillo Rp3,7 miliar dan masih banyak lagi dugaan kejanggalan anggaran lainnya.
Saat ini, Jakarta bukan hanya sekarat dari soal dugaan kejanggalan anggaran KUA-PPAS RAPBD DKI Jakarta 2020, tetapi juga semakin amburadul dalam penanganan masalah banjir, polusi udara, kemacetan, kriminalitas, premanisme, sampah, keruwetan di pasar Tanah Abang dan masih segudang lagi problem serius yang menyandera kota Jakarta.
Penghuni Jakarta Frustasi
Jakarta harus secepatnya diselamatkan dari kehancuran. Tetapi, siapa yang berani mencopot Anies Baswedan? Sampai detik ini tak ada seorang pun yang berani dengan tegas dan keras segera siap mencopot Anies Baswedan dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Perlahan tetapi pasti, bila Anies Baswedan masih terus menjadi gubernur, maka Jakarta akan menjadi kota besar pertama di Indonesia yang ‘mati konyol’. Kehidupan sosial, ekonomi dan budaya warganya juga akan hancur.
Sikap dan perilaku Anies yang tidak mau mengakui kelalaiannya dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai pemimpin Jakarta, membuat penghuni Jakarta frustasi. Jakarta dipastikan akan kehilangan kualitasnya sebagai kota modern. Kehidupan sosial warga Jakarta juga tidak lagi manusiawi. Selamatkan Jakarta sekarang juga. Warga Jakarta menunggu!
LIHAT JUGA:
Indocomm.blogspot.co.id
www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
@INDONESIAComment
@INDONESIACommentofficial
@wawanku86931157
ICTV Televisi Inspirasi Indonesia
THE WAWAN KUSWANDI FORUM
#INDONESIAComment
Foto: Ist
Anies mengatakan, kesalahan-kesalahan anggaran disebabkan oleh sistem. "Ini ada problem sistem yaitu sistem digital tetapi tidak smart," ujar Anies seperti dikutip Kompas.com (31/10/2019). Lebih lanjut Anies mengatakan, kesalahan sistem elektronik APBD DKI Jakarta sudah berlangsung sejak era gubernur sebelumnya. Dia menduga, pada era gubernur sebelumnya pun ditemukan kesalahan sistem yang tak terlihat dalam penginputan anggaran.
Tekanan keras yang datang bertubi-tubi dari sejumlah politisi DPRD DKI Jakarta serta beberapa pengamat politik nasional, justru membuat Anies semakin terlihat berani melakukan pembelaan diri atas dugaan ketidakmampuannya dalam mengelola keuangan di Pemprov DKI Jakarta. Kecaman dan caci-maki netizen yang terus mengalir di sosial media juga tak digubris Anies. Gubernur Jakarta ini malah terkesan ‘menantang’ Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Mendagri Tito Karnavian untuk segera melakukan penelusuran atas adanya dugaan kejanggalan anggaran KUA-PPAS RAPBD DKI Jakarta 2020.
Jakarta Sekarat
Dugaan adanya kejanggalan anggaran KUA-PPAS di RAPBD DKI Jakarta 2020 ini memang sangat fantastis dan luar biasa. Adapun dugaan kejanggalan anggaran itu diantaranya ialah anggaran influencer Rp5 miliar, anggaran pembangunan jalur sepeda Rp73,7 miliar, anggaran pembelian lem aibon Rp82,8 miliar, anggaran pembelian bolpoin Rp124 miliar, anggaran tinta printer Rp407,1 miliar, anggaran kertas (F4, A4, folio) Rp213,3 miliar, anggaran buku folio Rp79,1 miliar, anggaran pita printer Rp43,2 miliar, anggaran balliner Rp39,7 miliar, anggaran kalkulator Rp31,7 miliar, anggaran penghapus cair Rp31,6 miliar, anggaran rotring Rp5,9 miliar, anggaran film image Rp5,2 miliar, anggaran Highlighter/stabillo Rp3,7 miliar dan masih banyak lagi dugaan kejanggalan anggaran lainnya.
Saat ini, Jakarta bukan hanya sekarat dari soal dugaan kejanggalan anggaran KUA-PPAS RAPBD DKI Jakarta 2020, tetapi juga semakin amburadul dalam penanganan masalah banjir, polusi udara, kemacetan, kriminalitas, premanisme, sampah, keruwetan di pasar Tanah Abang dan masih segudang lagi problem serius yang menyandera kota Jakarta.
Penghuni Jakarta Frustasi
Jakarta harus secepatnya diselamatkan dari kehancuran. Tetapi, siapa yang berani mencopot Anies Baswedan? Sampai detik ini tak ada seorang pun yang berani dengan tegas dan keras segera siap mencopot Anies Baswedan dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Perlahan tetapi pasti, bila Anies Baswedan masih terus menjadi gubernur, maka Jakarta akan menjadi kota besar pertama di Indonesia yang ‘mati konyol’. Kehidupan sosial, ekonomi dan budaya warganya juga akan hancur.
Sikap dan perilaku Anies yang tidak mau mengakui kelalaiannya dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai pemimpin Jakarta, membuat penghuni Jakarta frustasi. Jakarta dipastikan akan kehilangan kualitasnya sebagai kota modern. Kehidupan sosial warga Jakarta juga tidak lagi manusiawi. Selamatkan Jakarta sekarang juga. Warga Jakarta menunggu!
LIHAT JUGA:
Indocomm.blogspot.co.id
www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
@INDONESIAComment
@INDONESIACommentofficial
@wawanku86931157
ICTV Televisi Inspirasi Indonesia
THE WAWAN KUSWANDI FORUM
#INDONESIAComment
Foto: Ist
Comments
Post a Comment