Skip to main content

Sumpah Nikah di Depan Jenazah Mbah Sarmi

EPISODE 1

Innalillahi Wa Innaillaihi Rojiun….. ucapan itu meluncur spontan dari mulutku, saat Desi menangis terisak diujung telepon mengabarkan bahwa mbah Sarmi meninggal dunia selepas bedug maghrib di rumah sakit Medika Kencana.

Mendengar berita dadakan itu, aku lemas. Mengapa begitu cepat mbah Sarmi pergi? Padahal, cuma tinggal seminggu lagi aku menikah dengan Desi cucu kesayangannya. Waktu itu mbah Sarmi bilang, dia ingin melihat pernikahan cucunya. Pikiranku limbung tak karuan. 

“Nak Frans, kapan mau nikah dengan cucu kesayangan mbah?” Ujar mbah Sarmi sebulan lalu dengan suara lemah dan tatapan mata teduh dalam kondisi sakit. Aku terdiam, batinku gemetar. Ingin kujawab ya, namun aku sepertinya mau mendahului takdir Tuhan. Tetapi, bila aku diam, rasa penasaran dan keingintahuan mbah Sarmi seolah-olah aku bungkam.

“Mbah mau melihat Desi nikah dengan nak Frans. Mbah ingin menimang-nimang cicit mbah,” tutur mbah Sarmi dengan suara melemah mengiang di telingaku.

“Kalau mbah pergi duluan menghadap Tuhan, mbah punya satu permintaan, maukah nak Frans bersumpah menikahi Desi sebelum mbah dimakamkan? Tanya mbah Sarmi dengan suara yang semakin mengecil dan helaan nafasnya yang mulai berat.

“I....yaa.. mbah, Frans pasti nikah dengan Desi. Sekarang mbah istirahat aja dulu,” jawabku haru dan gemetar. Disampingku Desi duduk diam terpaku, kepalanya terunduk, suara tangis kesedihan terdengar pelan.

EPISODE 2

Malam merayap jauh. Lorong-lorong bangsal rumah sakit semakin sepi, terdengar sesekali suara tumit sepatu perawat bergema dari sudut  ruang lain. Aku keluar ruangan sebentar mencari udara segar.  Sejenak aku duduk di lobi ruang tunggu pasien. Suara hatiku perlahan memohon doa kepada Tuhan agar mbah Sarmi segera sembuh. Dia begitu ngotot ingin menyaksikan Desi menikah denganku.

Aku masih ingat, ketika om Bram, ayah Desi mengatakan bahwa mbah Sarmi memang sangat  menyayangi Desi. Sehari saja Desi keluar rumah, mbah Sarmi pasti selalu bertanya soal makannya, pakaiannya, teman-teman kuliahnya, kegiatannya dan kemana Desi pergi. 

“Bung Frans ada telepon dari Desi, katanya penting,” kata Jaka rekan kerja dalam satu ruangan  di kantorku. Aku baru saja selesai melaksanakan sholat Magrib. Ini pasti kabar tentang mbah Sarmi pikirku menduga.

“Bang Frans ….mbah…me..ning..gal …du..ni..aa…uhh..uhh…,” Suara Desi terdengar putus-putus oleh isak tangisnya di telepon. 

Jantungku berdetak kencang, aku terdiam. Innalillahi Wa Innaillaihi  Rojiun…. ,” suaraku nyaris tak terdengar karena kaget. Airmata membias di kedua bola mataku. Pikiranku langsung melayang mengingat figur mbah Sarmi dari suaranya, mata tuanya, tubuh kurusnya yang kering, desah nafasnya serta bau mulutnya yang khas. ”Mbah begitu baik padaku,” desisku lirih membatin. Mengapa secepat ini mbah pergi, padahal mbah sudah janji nau melihat pesta pernikahanku dengan cucu kesayangannya?"  Batinku bertanya setengah tak percaya. “Ya…Allah begitu cepat kau panggil mbah Sarmi,” kataku merangau

Perasaanku membaur tak bertepi. Aku teringat sumpahku pada mbah untuk menikahi Desi, ketika mbah dalam keadaan lemah-lunglai di rumah sakit. Janjiku pada mbah, hingga saat ini tak pernah aku  ceritakan pada ayah dan ibuku.  Aku segera bergegas pulang dan berniat untuk menyampaikan niatku untuk menikahi Desi ke orang tuaku sesuai janjiku pada mbah Sarmi.

“Kamu harus ikhlas melaksanakan sumpahmu anakku. Amanat mbah Sarmi merupakan bagian awal dari takdir hidupmu untuk menikah dengan Desi. Bersihkan hatimu, jiwamu dan besarkanlah rasa sabar dan bersyukur dalam dirimu. Yakinlah dan kuatkanlah perasaan sayangmu pada Desi sampai kapanpun, seperti mbah Sarmi menyayangi Desi. Cinta dan kasih sayangmu harus terus dipelihara selamanya. Relakan kepergian mbah Sarmi, Ibu berharap semoga rasa kasih sayang dan cinta kasih mbah Sarmi yang begitu besar dan tulus  kepada Desi dapat kamu jadikan contoh dalam hidupmu sehari-hari  untuk menyayangi sesamamu, terutama istrimu, orangtuamu, mertuamu dan semua orang-orang yang berada di dekatmu. Pahamilah anakku bahwa perjalanan nasib, maut dan jodoh serta rezeki seseorang itu sudah diatur oleh Tuhan,” tukas Ibuku menenangkan hatiku setelah kuceritakan isi amanat almarhumah mbah Sarmi. Sejurus kemudian, Ibuku terdiam, kedua bola matanya menerawang  ke langit-langit kamarku seolah membayangkan sesuatu. Dua bongkah airmatanya turun melambat membasahi guratan garis-garis pipi tuanya.

Rasa tenang merayap perlahan menyusup ke seluruh sendi tulang dan urat-urat syarafku. Helaan nafasku pun mulai teratur. Detak jantungku masih sedikit bergetar ketika langkah kakiku diikuti ayah dan ibuku, kakak tertuaku memasuki ruang tempat mbah Sarmi disemayamkan.

EPISODE 3

Malam sangat pekat. Angin yang bertiup terasa dingin menusuk pori-pori kulit. Suasana semakin hening dan sepi karena waktu saat itu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Dua sampai tiga orang yang datang melayat duduk terkantuk-kantuk.

Tampak tiga orang duduk bersila mengenakan baju gamis putih berkain sarung di hadapan jenazah mbah Sarmi membuka  lembar demi lembar Surat Yasin. Terdengar lantunan suara mereka perlahan  membaca ayat-ayat surat Yasin secara bersamaan. Suasana semakin khusuk.

“Kami atas nama keluarga Frans menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya mbah Sarmi. Kami berdoa semoga keluarga Desi diberikan ketabahan, kesabaran dan lapang serta ikhlas melepas kepergian mbah Sarmi. Kami sekeluarga juga mendoakan semoga mbah Sarmi mendapat tempat yang layak di sisi Allah. Aamiin,” suara ayahku membuka percakapan memecah kebisuan haru diselingi isak tangis Desi dan Ibuku.

“Atas kehadiran nak Frans dan keluarga, kami keluarga besar Desi menyampaikan terima kasih. Malam ini setelah hampir tiga tahun nak Frans dan Desi menjalin tali kasih, baru sekarang ini, kami dapat dapat bersilaturahim dengan keluarga nak Frans di hadapan jenazah mbah Sarmi,” tutur Pak de Kunto mewakili keluarga Desi dengan suara terbata-bata.

“Sejak Desi masih kecil, mbah Sarmi sudah memberi perhatian yang teramat besar. Dalam keadaan sakit sampai menjelang wafatnya mbah selalu bertanya kepada kami maupun Desi, kapan Desi menikah dengan Frans. Pertanyaan itu berulang terus-menerus menyambangi hati, jiwa dan pikiran kami," tutur pak De Kunto

Belum selesai pakde Kuto cerita, Tante Sendi, Ibunya Desi menangis pelan mengenang kebaikan, kasih sayang, kehangatan dan kelembutan seorang nenek terhadap cucunya yang melebihi kasih sayang yang diberikan dirinya sebagai Ibu kandung yang melahirkan Desi.

Aku terhanyut dalam keharuan. Ibuku juga ikut larut terbawa suasana sedih. Keinginan tulus mbah Sarmi untuk melihat pernikahanku dengan cucu kesayangannya tidak akan pernah terjadi. Mbah Sarmi tidak akan pernah melihat Desi dibelai tangan kasih sayangku. Mbah Sarmi telah berpulang kepangkuanNya dengan tenang dan damai.

Kasih sayang dan cinta tulus mbah Sarmi  begitu menyekap perasaan jiwaku. Semua yang telah dilakukan mbah Sarmi akan menjadi bekal untukku dan Desi dalam mengarungi mahligai rumah tanggaku. Sebongkah air mata bening meleleh jatuh dari mata kananku tanpa kusadari. 

Bersambung…. 

Comments

Popular posts from this blog

Menu Buka Puasa itu Bukan Takjil, Tapi Iftar [puasa hari ke-3]

Hampir sebagian besar kaum muslim di Indonesia, memahami kata takjil sebagai makanan atau minuman ringan untuk berbuka puasa. Sebenarnya istilah yang benar tentang menu untuk berbuka puasa bukan takjil, tetapi iftar. Sampai hari ini, pemahaman salah tentang takjil masih terus berlangsung. Takjil berarti menyegera (kamus Al Munawwir hal 900).  Takjil dalam konteks berpuasa, bila diadaptasi kedalam bahasa Indonesia mengandung arti menyegera berbuka puasa saat tiba waktunya (jangan ditunda-tunda). Takjil adalah bahasa Arab yang artinya penyegeraan, bersegera. Takjil berasal dari kata dasar ajjala, yu’ajjilu yang berarti menyegerakan atau mempercepat. Takjil adalah kata kerja, bukan kata benda. Jadi, arti kata takjil bukan makanan atau minuman. Kata yang tepat untuk menyebut makanan dan minuman saat berbuka puasa adalah Iftar. Dalam kamus KBBI, kata iftar diadaptasi dari bahasa Arab yang berarti berbuka puasa. Iftar menggambarkan makanan dan minuman, termasuk makanan utama seper

PROFIL PUBLIK: Wawan Kuswandi, Sosok Jurnalis dan Pemerhati Komunikasi Massa Berkarakter Friendly

PROFIL PUBLIK Wawan Kuswandi, Sosok Jurnalis dan Pemerhati Komunikasi Massa  Berkarakter Friendly Wawan Kuswandi adalah sosok jurnalis dan pemerhati komunikasi massa yang memiliki karakter friendly. Dalam jagat jurnalistik, Weka (panggilan sehari-hari Wawan di kalangan teman-teman pers) sudah berpetualang sekitar  20 tahun lebih hingga sekarang.  Mengawali karirnya sebagai kuli tinta, Wawan bekerja di harian MERDEKA, Jakarta (1995-2005), kemudian mengembara ke Radio SPORT FM 89,35, Jakarta (2007), Majalah TAJUK, Jakarta (2008), dan sejumlah media massa lainnya sebagai penulis lepas, seperti harian SUARA PEMBARUAN, BISNIS INDONESIA, MEDIA INDONESIA, MONETER INDONESIA, BERITA YUDHA, JAYAKARTA, PROPERTY AND THE CITY, GEOTIMES.ID, IBTimes.ID, PropertiTerkini.com, HomePoint.ID, PojokProperti.com dan sejumlah media online lainnya. Berkat pengalamannya yang panjang sebagai jurnalis, Wawan mendapat kepercayaan penuh untuk mengisi posisi EDITOR SENIOR DI NEWSNET ASIA (NNA) Jepang, selama 4 tahu

Aksi Demo Mobil Tronton Berakhir Damai antara Parung Panjang Bersatu dan Paguyuban Transforter

Proses musyawarah masyarakat Parung Panjang Bersatu dan Paguyuban Transforter dengan pejabat wilayah setempat, terkait operasional mobil tronton, berlangsung damai dan menghasilkan kesepakatan bersama.  indocomm (Jakarta), Aksi demo 20 November 2023 lalu yang dilakukan masyarakat Parung Panjang Bersatu, terkait jam operasional mobil tronton, memicu protes keras para sopir tronton, kernet, tukang tambal ban dan para pengusaha tambang Cigudeg. Sebelumnya, jam operasional mobil tronton dinilai mengganggu kenyamanan warga sekitar. Akhirnya terjadi aksi demo warga Parung Panjang Bersatu tanggal 20 November 2023 lalu. Aksi demo ini sebagai bentuk protes keras masyarakat terhadap lalu lalang mobil tronton. Namun, Aksi demo warga Parung Panjang Bersatu memicu protes para sopir tronton, kernet, tukang tambal ban dan para pengusaha tambang Cigudeg. Mereka melakukan aksi demo tandingan. Paska demo kedua belah pihak usai, Muspika Kecamatan Parung Panjang turun tangan  menertibkan jalur lintas yan