Skip to main content

Negara Tidak Becus Urus Rumah MBR, Backlog Rumah Tahun 2024 Diprediksi Meningkat

Pasokan rumah terus berjalan, tapi bukan untuk MBR, maka wajar saja bila problem backlog rumah terus berlangsung. Ini semua terjadi karena Pemerintah tidak becus dalam membuat regulasi rumah yang berpihak pada MBR.

Oleh: Wawan Kuswandi
Pemerhati Komunikasi Massa

Angka backlog atau kesenjangan total rumah terbangun dengan jumlah yang dibutuhkan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) diperkirakan mengalami kenaikan di tahun 2024 ini. Angka kenaikan backlog rumah masih sulit dipastikan, karena kondisi pasar properti yang melambat.

Namun, kecenderungan MBR untuk memiliki rumah di tahun 2024, diperkirakan meningkat antara 600 hingga 800 ribu unit rumah tiap tahunnya. Fakta ini diungkapkan Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lana Winayanti dalam diskusi Outlook Pembiayaan Perumahan Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.


Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto (dalam laman Ditjen Perumahan) menyebut, tahun 2023 lalu angka backlog kepemilikan rumah di Indonesia masih sebesar 13,56 persen atau sebanyak 9.905.820 rumah tangga (sesuai data Susenas 2023).

Sementara itu, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur, Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan, untuk menekan angka backlog hunian bagi MBR di tahun 2023 lalu, PUPR mengalokasikan dana Rp30,38 triliun untuk 230 ribu unit rumah melalui program FLPP, SBUM, dan Tapera.

Selain itu, Pemerintah juga menerbitkan PMK Nomor 120 Tahun 2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Penyerahan Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah.

Pemberian PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) sampai dengan Rp 2 miliar bagi rumah komersial dengan harga dibawah Rp5 miliar, pemberian Bantuan Biaya Administrasi (BBA) bagi MBR sebesar Rp4 juta, dan penambahan target bantuan Rumah Sejahtera Terpadu (RST) bagi rumah masyarakat miskin.

Realisasi PSR (Program Sejuta Rumah) yang dicapai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2023 lalu, hanya mencapai 1.217.794 unit rumah.

Pasokan Rumah Bukan Untuk MBR

Hingga saat ini, PSR PUPR masih tidak mampu mengatasi backlog rumah secara nasional. 'Penyakit' utama gagalnya negara dalam mengatasi backlog rumah ini, antara lain karena tidak kompaknya visi dan misi pengembang dan pemerintah dalam mengembangkan dan memproduksi rumah bagi MBR.

Hal penting lainnya lagi yang juga mempengaruhi backlog rumah ialah pengembangan dan produksi rumah MBR berkurang dibandingkan rumah tapak (harga tinggi) bagi golongan ekonomis atas.



Disisi lain, permintaan rumah dari MBR sebagai dampak bonus demografi terus meningkat, namun tidak dibarengi dengan perubahan signifikan, terkait Status Sosial Ekonomi (SSE) MBR.

Investor perumahan (pengembang), cenderung masih memprioritaskan prinsip ekonomi (mengejar keuntungan secara maksimal) dalam mengembangkan dan memproduksi hunian.

Pasokan rumah tetap terus berjalan, tapi bukan untuk MBR, maka wajar saja bila problem backlog rumah tak akan terselesaikan. Ini semua terjadi karena Pemerintah tidak becus dalam membuat regulasi rumah yang berpihak pada MBR.(***) 

Comments

Popular posts from this blog

[Satire] Anies Baswedan Pilih Mundur atau Dipecat

Kalau terbukti ada kejahatan anggaran yang disengaja dan terindikasi korupsi, maka Anies Baswedan harus memilih mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta dan menerima sanksi hukum atau dipecat secara tidak hormat. Usai sholat Jum’at (01/11/2019) kemarin, saya langsung meluncur ke kantor Kementerian Dalam Negeri untuk bertemu dengan Mendagri Tito Karnavian. Rabu sebelumnya, saya sudah membuat janji untuk interview Tito Karnavian seputar kasus dugaan kejahatan anggaran RAPBD DKI Jakarta 2020. Berikut petikan wawancara singkatnya. Indocomm : Apa pendapat bapak terkait skandal harga lem senilai Rp82,8 miliar yang masuk dalam RAPBD 2020 sementara Pemprov DKI Jakarta? Tito Karnavian : Saya sedang mempelajarinya secara serius. Saya telah melakukan kordinasi dengan Ketua DPRD DKI, Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta KPK, tujuannya agar kita memiliki satu persepsi yang sama, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat dan jelas, apakah benar ada kejahatan anggar

GERBANG MEDIA NASIONAL: Liputan Aktual Top News, Top Sports, Top Kuliner, Top Travel ...!!!

@IndonesiaCommentTV TOP BINGITS DAH, SALUUUTT...!!!  https://youtu.be/2Q3DIvbUPpE?si=jWfSGaQc21taOHtj

Bursa Pasar Taruhan, Timnas U23 Indonesia Versus Timnas U23 Guinea, Ini Angka Perbandingannya...!!!

https://youtube.com/shorts/zGgyMsoZKkk?si=0wDTw5dTZQZi6ogu