Andika Perkasa merupakan representasi karakter Gen Z dan kelompok milenial.
Oleh: Wawan Kuswandi
Pemerhati Komunikasi Massa
Andika Perkasa akan menjadi 'Kuda Hitam' dalam Pilgub Jakarta 2024. Entah sebagai Cagub atau Cawagub, tergantung dari dinamika politik yang berkembang di kota Betawi.
Dua nama cagub sebelumnya yang memiliki elektabilitas tinggi, berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei yaitu Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, bukanlah jaminan mutlak bahwa satu diantara mereka berdua akan memenangkan pilgub Jakarta 2024.
Anies maupun Ahok sama-sama memiliki resistensi tinggi dari sekelompok publik di Jakarta. Selama ini, Anies diduga didukung kelompok ormas radikal yang intoleran. Sedangkan Ahok, diduga kuat masih menjadi musuh bersama sekelompok ormas karena dianggap kafir.
Penduduk Jakarta
Dikutip dari Statistical Yearbook of Indonesia 2024 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Jakarta 10.684.900 orang (3,79% dari total penduduk Indonesia).
KPU DKI Jakarta mengungkapkan, sebanyak 8.252.897 juta warga Jakarta masuk daftar pemilih tetap (DPT) di pemilu serentak 2024. Sebanyak 51% di antaranya adalah generasi Z dan milenial.
"1.528.777 atau 18,5% berasal dari gen Z. Sedangkan Generasi milenial jumlahnya 2.718.445 atau sekitar 31,5%. Total pemilih Gen Z dan milenial mencapai 50% dari jumlah DPT atau sekitar 4.247.222 pemilih," kata Komisioner KPU DKI, Fahmi Zikrillah dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.
Faktor agama pemilih sangat penting dalam pilkada Jakarta 2024. Sebanyak 83% penduduk Jakarta beragama Islam atau sekitar 9,43 juta orang (BPS 31 Agustus 2022).
Berdasarkan data diatas, maka pemilih Gen Z dan milenial serta penganut islam menjadi kunci utama untuk meraih kemenangan di Pilgub Jakarta 2024.
Lantas, siapa cagub yang akan dipilih Gen Z dan Milenial serta penganut islam di Jakarta?
Karakter, mental dan moral Gen Z dan milenial sangat pragmatis. Mereka tidak suka dengan cagub yang melibatkan agama dalam politik. Mereka cenderung mencari tokoh yang bebas KKN, toleran dan berusia muda.
Mereka menolak calon pemimpin yang menjadikan sosial media sebagai alat kampanye pencitraan. Contohnya ialah Ganjar Pranowo (Capres 2024) yang menggunakan instrumen sosial media untuk pencitraan, toh, akhirnya Ganjar tidak dipilih generasi muda.
Nah, bila dianalisis berdasarkan karakter Gen Z dan Milenial, sosok Anies dan Ahok, tampaknya sulit untuk mendapat dukungan mereka, karena baik Anies maupun Ahok diduga kuat masih melakukan pencitraan di sosial media, ditambah lagi adanya sentimen agama terhadap mereka.
Khusus untuk penganut islam, mereka tidak lagi memilih pemimpin berdasarkan agama. Kini, mereka semakin cerdas dan kritis. Mereka akan memilih pemimpin yang mempunyai program kerja yang jelas, misi dan visi untuk kepentingan rakyat dan tidak suka dengan janji-janji politik.
Partai politik pengusung Anies maupun Ahok, bukan menjadi variabel penting bagi Gen Z dan kelompok milenial maupun penganut islam dalam memilih Gubernur Jakarta 2024.
Prabowo effect maupun Prabowo effect juga tidak akan mempengaruhi sikap dan tindakan politik Gen Z, kelompok milenial maupun penganut islam.
Berpijak kepada analisis diatas, maka figur Andika Perkasa bisa menjadi solusi atas problem politik Anies dan Ahok. Andika Perkasa menjadi representasi karakter Gen Z dan Milenial serta kelompok muslim.
Bukan hal yang mustahil, Andika Perkasa mampu memecah kebuntuan Politik antara Anies dan Ahok. Andika Perkasa berpeluang besar mendapat dukungan generasi muda dan kaum Muslim, sekaligus bisa memperkecil jumlah golput di Jakarta.(***)
Comments
Post a Comment