Skip to main content

Do'a di Bulan Ramadhan [puasa hari ke-7]

Allah SWT berfirman dalam surat Al A’raaf ayat 55-56, "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik"

Saya dan Anda pasti pernah berdo’a, terlebih lagi saat bulan Ramadhan. Umumnya, do’a selalu identik dengan permohonan seseorang kepada Tuhan. Setiap agama memiliki tatacara do’anya sendiri-sendiri. Do’a secara tegas mencerminkan bahwa manusia adalah salah satu makhluk hidup di jagat raya yang paling tidak berdaya dihadapan Tuhan. Berdo’a dapat menghindari manusia dari sikap sombong.

Setahu saya, setiap ajaran agama selalu menganjurkan penganutnya untuk berdo’a. Sebagian tokoh agama ada yang mengatakan bahwa do’a yang dipanjatkan sebelum maupun sesudah beribadah akan mustajab dan dikabulkan Tuhan. Apa benar seperti itu? Bagi saya, do’a bisa dilakukan kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja, selama seseorang menganut agama. Terkabul atau tidaknya do’a, menjadi hak prerogatif Tuhan.

Bahkan, ada sebagian tokoh agama mengemukakan bahwa Tuhan bisa saja mengabulkan do’a seseorang saat itu juga (dalam sekejab) atau mungkin juga Tuhan menunda mengabulkan do’a seseorang. Ada juga tokoh agama yang berpendapat, do’a yang tidak dikabulkan di dunia akan dikabulkan di akherat. Sekali lagi saya ingin mengatakan, pengabulan do’a adalah hak Tuhan. Tak ada seorangpun yang berhak mengatur pengabulan do’a oleh Tuhan.

Tuhan punya wewenang penuh untuk menentukan dan mengabulkan doa manusia. Sesungguhnya, do’a tidak melulu berisi permintaan manusia kepada Tuhan. Do’a juga bisa merupakan wujud syukur dan rasa ikhlas manusia terhadap apa yang diberikan Tuhan.

Dimensi do’a tentu saja tidak semata-mata hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga bisa bersifat sosial yaitu menebar do'a untuk semua makhluk hidup ciptaan Tuhan. Menurut saya, do'a dalam dimensi sosial akan lebih mulia karena terhindar dari sifat-sifat egois manusia. Do’a juga tidak selalu harus berjamaah, kata-kata dalam do’a juga tidak harus selalu panjang dan lebar dan juga jangan terlalu singkat. Bagi saya, unsur terpenting dalam do’a ialah menyucikan hati, pikiran, ikhlas serta berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan. Itu saja. Wassalam...

Selamat berpuka puasa brooo…[ Wawan Kuswandi ]

LIHAT JUGA:
@wawan_kuswandi
Foto: Istimewa






















Comments

Popular posts from this blog

[Satire] Anies Baswedan Pilih Mundur atau Dipecat

Kalau terbukti ada kejahatan anggaran yang disengaja dan terindikasi korupsi, maka Anies Baswedan harus memilih mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta dan menerima sanksi hukum atau dipecat secara tidak hormat. Usai sholat Jum’at (01/11/2019) kemarin, saya langsung meluncur ke kantor Kementerian Dalam Negeri untuk bertemu dengan Mendagri Tito Karnavian. Rabu sebelumnya, saya sudah membuat janji untuk interview Tito Karnavian seputar kasus dugaan kejahatan anggaran RAPBD DKI Jakarta 2020. Berikut petikan wawancara singkatnya. Indocomm : Apa pendapat bapak terkait skandal harga lem senilai Rp82,8 miliar yang masuk dalam RAPBD 2020 sementara Pemprov DKI Jakarta? Tito Karnavian : Saya sedang mempelajarinya secara serius. Saya telah melakukan kordinasi dengan Ketua DPRD DKI, Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta KPK, tujuannya agar kita memiliki satu persepsi yang sama, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat dan jelas, apakah benar ada kejahatan anggar

GERBANG MEDIA NASIONAL: Liputan Aktual Top News, Top Sports, Top Kuliner, Top Travel ...!!!

@IndonesiaCommentTV TOP BINGITS DAH, SALUUUTT...!!!  https://youtu.be/2Q3DIvbUPpE?si=jWfSGaQc21taOHtj

Bursa Pasar Taruhan, Timnas U23 Indonesia Versus Timnas U23 Guinea, Ini Angka Perbandingannya...!!!

https://youtube.com/shorts/zGgyMsoZKkk?si=0wDTw5dTZQZi6ogu