Kalimat ‘berserah diri’ dan ‘pasrah diri’ dalam konteks ajaran Islam memiliki makna berbeda. Mungkin, sebagian besar masyarakat mengartikan dua kalimat diatas memiliki satu makna yang sama, terutama dalam bahasa Indonesia.
Perbedaan kedua kalimat diatas sangat jelas terlihat, saat umat muslim menjalankan puasa Ramadhan. Kalimat ‘pasrah diri’ mengandung makna pasif, malas, rendah diri dan putus asa. Dalam ajaran Islam, umat muslim dianjurkan untuk menghindari ‘pasrah diri’ ketika menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya.
Sedangkan kalimat ‘berserah diri’ memiliki makna aktif serta rendah hati. Perjalanan umat muslim saat memulai puasa hingga saat berbuka merupakan wujud berserah diri manusia kepada Allah SWT dengan tulus dan ikhlas.
Umat muslim yang berserah diri kepada Allah SWT akan terhindar dari rasa sombong,contohnya ketika dia sedang berpuasa dengan tidak menyebut-nyebut puasanya akan mendapat ganjaran pahala, masuk surga atau dirinya merasa lebih bersih dan suci seperti bayi baru lahir.
Pahala dan surga itu hak mutlak Allah SWT. Salah satu nikmat Allah SWT yang sering dilalaikan umat muslim ialah nikmat berserah diri kepadaNya. Jadi, semua proses puasa Ramadhan yang dilakoni umat muslim dari awal hingga akhir, hasilnya merupakan hak Tuhan. Inti puasa Ramadhan ialah berserah diri.
Sebagai penutup tulisan pendek ini, saya ingin mengutip firman Allah SWT dalam surat Surat An-Nahl, Ayat 81, “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri kepada-Nya” Wassalam...
Selamat berbuka puasa brooo…[ Wawan Kuswandi ]
LIHAT JUGA:
@wawan_kuswandi
foto: istimewa
Comments
Post a Comment