Skip to main content

“Kami Tunggu Laporan Keluarga Korban”












Suasana duka begitu kental menyelimuti rumah adik saya  di kompleks perumahan Melati Mas, Serpong. Hawa pagi yang teramat dingin dan tenang menjadi semakin sempurna dengan merdunya lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an yang disuarakan perlahan oleh para pelayat yang datang.

Yaaah…  kalau takdir sudah jatuh tempo, maka tak ada lagi tawar-menawar waktu untuk mengulur kematian. Sekitar pukul 12.15 WIB, telepon selular berbunyi  berulang-ulang. Saya  yang baru saja tertidur langsung terbangun. Terdengar suara kecil diiringi isak tangis. Adik saya mengatakan bahwa mertua lelakinya telah berpulang ke pangkuanNya. Innalillahi…. saya kaget. “Kata saksi yang berada di tempat kejadian, papa ditabrak motor yang melaju kencang sekitar pukul sebelas malam,” ucapnya terisak.

Dari rangkaian fakta yang disampaikan beberapa saksi mata yang diceritakan adik di tempat kejadian, saya menganalisis ada tiga hal tragis seputar kasus kecelakaan  ini. Pertama ialah saat korban (mertua lelaki adik saya)  tergeletak tak berkutik,  justru orang-orang  yang berada di tempat kejadian hanya berkerumun  melihat korban yang bersimbah darah di tubuhnya. Tak ada satu orang pun dari mereka yang berinisiatif untuk  menolong dan membawa korban ke rumah sakit terdekat. Sungguh-sungguh tak ada lagi hati nurani mereka. Untunglah,  masih ada satu makhluk Tuhan yang  mau berbaik hati yaitu seorang supir angkutan umum yang langsung bergegas membawa korban ke rumah sakit.

Kedua, coba Anda bayangkan,  korban yang dalam keadaan kritis, saku celana dan bajunya digerayangi oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab dengan  dalih mencari kartu identitas korban. Lantas, apa yang terjadi?!!  Ternyata mereka mencuri  telepon genggam dan dompet korban. Setelah  itu, mereka berpura-pura mencari pertolongan untuk mengelabui orang-orang disekitarnya. Kemudian, mereka pergi entah kemana.  Mereka tak punya lagi rasa perikemanusiaan

Ketiga, saat kejadian tak ada satu pun polisi  yang datang. Padahal, di sekitar  TKP terdapat pos polisi. Seorang saksi mata mengatakan bahwa ada  pengemudi motor lain  yang memberitahukan kepada polisi di pos jaga terdekat tentang peristiwa  kecelakaan itu,  namun polisi bertubuh gendut itu terlihat santai  dan tidak bergerak cepat. Justru,  polisi itu hanya bilang “KAMI MENUNGGU LAPORAN KELUARGA KORBAN”. Yaaa…ampuuuuunnn...

Berdasarkan uraian  ketiga fakta memilukan diatas, saya jadi semakin memahami karakter bangsa ini. Berperilaku maling dan bersikap apatis bukan hanya dilakukan  pejabat negara,  rakyat pun juga bisa jadi maling dan bersikap masa bodoh terhadap seseorang  yang sedang  membutuhkan pertolongan. Di sisi lain, aparat hukum seperti polisi,  hanya akan  bertindak cepat kalau kasusnya menimpa pejabat, orang kaya  atau anak menteri. Tapi kalau untuk rakyat, mereka cukup hanya berkata  “KAMI MENUNGGU LAPORAN’.  Sungguh-sungguh memilukan. [ Wawan Kuswandi ]

www.facebook.com/INDONESIAComment/
plus.google.com/+INDONESIAComment
Indocomm.blogspot.com
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogallery.com











Comments

Popular posts from this blog

Menu Buka Puasa itu Bukan Takjil, Tapi Iftar [puasa hari ke-3]

Hampir sebagian besar kaum muslim di Indonesia, memahami kata takjil sebagai makanan atau minuman ringan untuk berbuka puasa. Sebenarnya istilah yang benar tentang menu untuk berbuka puasa bukan takjil, tetapi iftar. Sampai hari ini, pemahaman salah tentang takjil masih terus berlangsung. Takjil berarti menyegera (kamus Al Munawwir hal 900).  Takjil dalam konteks berpuasa, bila diadaptasi kedalam bahasa Indonesia mengandung arti menyegera berbuka puasa saat tiba waktunya (jangan ditunda-tunda). Takjil adalah bahasa Arab yang artinya penyegeraan, bersegera. Takjil berasal dari kata dasar ajjala, yu’ajjilu yang berarti menyegerakan atau mempercepat. Takjil adalah kata kerja, bukan kata benda. Jadi, arti kata takjil bukan makanan atau minuman. Kata yang tepat untuk menyebut makanan dan minuman saat berbuka puasa adalah Iftar. Dalam kamus KBBI, kata iftar diadaptasi dari bahasa Arab yang berarti berbuka puasa. Iftar menggambarkan makanan dan minuman, termasuk makanan utama seper

PROFIL PUBLIK: Wawan Kuswandi, Sosok Jurnalis dan Pemerhati Komunikasi Massa Berkarakter Friendly

PROFIL PUBLIK Wawan Kuswandi, Sosok Jurnalis dan Pemerhati Komunikasi Massa  Berkarakter Friendly Wawan Kuswandi adalah sosok jurnalis dan pemerhati komunikasi massa yang memiliki karakter friendly. Dalam jagat jurnalistik, Weka (panggilan sehari-hari Wawan di kalangan teman-teman pers) sudah berpetualang sekitar  20 tahun lebih hingga sekarang.  Mengawali karirnya sebagai kuli tinta, Wawan bekerja di harian MERDEKA, Jakarta (1995-2005), kemudian mengembara ke Radio SPORT FM 89,35, Jakarta (2007), Majalah TAJUK, Jakarta (2008), dan sejumlah media massa lainnya sebagai penulis lepas, seperti harian SUARA PEMBARUAN, BISNIS INDONESIA, MEDIA INDONESIA, MONETER INDONESIA, BERITA YUDHA, JAYAKARTA, PROPERTY AND THE CITY, GEOTIMES.ID, IBTimes.ID, PropertiTerkini.com, HomePoint.ID, PojokProperti.com dan sejumlah media online lainnya. Berkat pengalamannya yang panjang sebagai jurnalis, Wawan mendapat kepercayaan penuh untuk mengisi posisi EDITOR SENIOR DI NEWSNET ASIA (NNA) Jepang, selama 4 tahu

Aksi Demo Mobil Tronton Berakhir Damai antara Parung Panjang Bersatu dan Paguyuban Transforter

Proses musyawarah masyarakat Parung Panjang Bersatu dan Paguyuban Transforter dengan pejabat wilayah setempat, terkait operasional mobil tronton, berlangsung damai dan menghasilkan kesepakatan bersama.  indocomm (Jakarta), Aksi demo 20 November 2023 lalu yang dilakukan masyarakat Parung Panjang Bersatu, terkait jam operasional mobil tronton, memicu protes keras para sopir tronton, kernet, tukang tambal ban dan para pengusaha tambang Cigudeg. Sebelumnya, jam operasional mobil tronton dinilai mengganggu kenyamanan warga sekitar. Akhirnya terjadi aksi demo warga Parung Panjang Bersatu tanggal 20 November 2023 lalu. Aksi demo ini sebagai bentuk protes keras masyarakat terhadap lalu lalang mobil tronton. Namun, Aksi demo warga Parung Panjang Bersatu memicu protes para sopir tronton, kernet, tukang tambal ban dan para pengusaha tambang Cigudeg. Mereka melakukan aksi demo tandingan. Paska demo kedua belah pihak usai, Muspika Kecamatan Parung Panjang turun tangan  menertibkan jalur lintas yan