Skip to main content

Kenapa Muslim Wajib Mengimani dan Memahami Surat Maryam 19:33?

indocomm.blogspot.com
https://www.youtube.com/channel/UC7G6A3XMrHFCbHyo-k_XnIA

Kenapa Muslim Wajib Mengimani dan Memahami Surat Maryam 19:33?

Oleh: Wawan Kuswandi
Pemerhati Komunikasi Massa
WA: 081289349614

Artikel ini sudah terbit di geotimes.id
https://geotimes.id/kolom/agama/menjawab-polemik-ucapan-natal-lihat-surat-maryam-1933/


Mengapa umat muslim wajib mengimani dan memahami Surat Maryam 19:33? Begini penjelasannya...Polemik klasik yang tidak pernah berakhir hingga hari ini ialah apakah boleh umat muslim mengucapkan selamat Natal bagi kaum Kristiani?

Polemik melelahkan dalam konteks spiritual ini, terus berputar tanpa ujung, karena terkait dengan persoalan akidah seorang muslim. Muslim yang pro mengucapkan selamat Natal, dituding telah merusak atau menghancurkan keimanan islamnya karena dinilai telah mempercayai bahwa Nabi Isa AS adalah anak Tuhan.

Sebaliknya, bagi muslim yang kontra mengucapkan selamat Natal, dinilai mampu menjaga keimanan islamnya karena Tuhan tidak punya anak dan tidak melahirkan seorang anak.

Lantas pertanyaan sederhananya ialah siapa sosok tunggal yang bisa menilai secara final soal akidah keimanan umat muslim? (Ada yang bisa menjawab?)

Terlepas dari pro dan kontra soal pengucapan selamat Natal, umat muslim hanya punya dua pilihan yang bila ditelaah secara sederhana (ngak perlu ruwet dengan aneka interpretasi) yaitu: 

Pertama, Bagi seorang muslim yang merasa yakin bahwa mengucapkan selamat Natal tidak merusak atau menghancurkan akidah keimanannya, silahkan saja. Toh tidak ada kewajiban tertentu terkait ucapan Natal bagi umat Kristiani.

Kedua, Bagi seorang muslim yang merasa yakin bahwa mengucapkan selamat Natal akan merusak atau menghancurkan keimanannya, yah… tidak perlu mengucapkan selamat Natal. Toh tidak juga ada kewajiban khusus terkait selamat Natal.

Namun, dalam konteks kemanusiaan (bukan keimanan lho) mengucapkan selamat Natal boleh-boleh saja. Ini sama halnya ketika umat Kristiani atau etnis Tionghoa (yang oleh sebagian kecil umat muslim disebut kafir) mengucapkan selamat Idul Fitri kepada umat muslim.

Ada satu hal yang patut dicatat dan mungkin bisa menyelesaikan polemik panjang soal ucapan Natal ini yaitu umat muslim wajib yakin dan percaya dalam imannya bahwa Nabi Isa AS adalah Rasul Allah.

Perbedaan keyakinan atau agama bukanlah untuk menciptakan konflik, tetapi untuk mewujudkan persaudaraan dalam kemanusiaan dan kehidupan sosial. Alasan mengapa Allah SWT Tidak menciptakan manusia menjadi seragam adalah karena hal itu adalah kehendak Allah. Manusia tak bisa mengelaknya. Hal ini ditegaskan dalam surat Hud ayat 118, “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikanmu manusia umat yang satu. Tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.”

Tohir Bawazir dalam bukunya berjudul Top 10 Masalah Islam Kontemporer menjelaskan, meskipun manusia diciptakan berbeda-beda, namun asalnya dari satu nenek moyang yaitu Nabi Adam AS dan Siti Hawa. Hal ini didukung oleh studi ilmiah yang membuktikan bahwa aspek kesamaan manusia lebih banyak dibanding aspek perbedaannya.

Fakta ilmiah lainnya yang juga mengejutkan yaitu bahwa manusia memiliki bentuk dan struktur deoxyribonucleic acid (DNA) yang tingkat kesamaannya mencapai 99,9 persen. Sedangkan tingkat perbedaannya tidak lebih dari 0,1 persen.

Itu artinya, manusia memiliki banyak kesamaan, baik manusia yang hidup di zaman purba maupun di masa sekarang. Namun demikian, Allah SWT menjadikan manusia berbeda secara suku, bahasa, dan bangsa, seperti tertuang dalam surat Al-Hujurat ayat 13, ” Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita dan menjadikanmu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Dalam sebuah tayangan YouTube yang sudah beredar luas, Profesor Quraish Shihab juga membolehkan umat muslim memberikan ucapan selamat Natal.

“Bahkan kalau saya ingin berkata ‘Selamat Natal’ itu di Al-Qur’an ada ‘Selamat Natal’. Yang pertama mengucapkannya Isa AS, di Quran jelaskan saat lahir dia mengatakan ‘salam sejahtera bagiku pada kelahiranku’ (QS Maryam 19:33). Itu kan ‘Selamat Natal’,” kata Quraish Shihab dalam Youtube GuzZ TV berjudul ‘Hukum Mengucapkan Selamat Natal.

Quraish juga menambahkan, ucapan itu boleh saja dilontarkan, asal umat muslim mempercayai Isa AS sebagai Rasulullah, bukan anak Allah. Nah, sekarang saya serahkan kepada Anda, ingin atau tidak ingin mengucapkan selamat Natal, terserah Anda. Wassalam...



Comments

Popular posts from this blog

Menu Buka Puasa itu Bukan Takjil, Tapi Iftar [puasa hari ke-3]

Hampir sebagian besar kaum muslim di Indonesia, memahami kata takjil sebagai makanan atau minuman ringan untuk berbuka puasa. Sebenarnya istilah yang benar tentang menu untuk berbuka puasa bukan takjil, tetapi iftar. Sampai hari ini, pemahaman salah tentang takjil masih terus berlangsung. Takjil berarti menyegera (kamus Al Munawwir hal 900).  Takjil dalam konteks berpuasa, bila diadaptasi kedalam bahasa Indonesia mengandung arti menyegera berbuka puasa saat tiba waktunya (jangan ditunda-tunda). Takjil adalah bahasa Arab yang artinya penyegeraan, bersegera. Takjil berasal dari kata dasar ajjala, yu’ajjilu yang berarti menyegerakan atau mempercepat. Takjil adalah kata kerja, bukan kata benda. Jadi, arti kata takjil bukan makanan atau minuman. Kata yang tepat untuk menyebut makanan dan minuman saat berbuka puasa adalah Iftar. Dalam kamus KBBI, kata iftar diadaptasi dari bahasa Arab yang berarti berbuka puasa. Iftar menggambarkan makanan dan minuman, termasuk makanan utama seper

PROFIL PUBLIK: Wawan Kuswandi, Sosok Jurnalis dan Pemerhati Komunikasi Massa Berkarakter Friendly

PROFIL PUBLIK Wawan Kuswandi, Sosok Jurnalis dan Pemerhati Komunikasi Massa  Berkarakter Friendly Wawan Kuswandi adalah sosok jurnalis dan pemerhati komunikasi massa yang memiliki karakter friendly. Dalam jagat jurnalistik, Weka (panggilan sehari-hari Wawan di kalangan teman-teman pers) sudah berpetualang sekitar  20 tahun lebih hingga sekarang.  Mengawali karirnya sebagai kuli tinta, Wawan bekerja di harian MERDEKA, Jakarta (1995-2005), kemudian mengembara ke Radio SPORT FM 89,35, Jakarta (2007), Majalah TAJUK, Jakarta (2008), dan sejumlah media massa lainnya sebagai penulis lepas, seperti harian SUARA PEMBARUAN, BISNIS INDONESIA, MEDIA INDONESIA, MONETER INDONESIA, BERITA YUDHA, JAYAKARTA, PROPERTY AND THE CITY, GEOTIMES.ID, IBTimes.ID, PropertiTerkini.com, HomePoint.ID, PojokProperti.com dan sejumlah media online lainnya. Berkat pengalamannya yang panjang sebagai jurnalis, Wawan mendapat kepercayaan penuh untuk mengisi posisi EDITOR SENIOR DI NEWSNET ASIA (NNA) Jepang, selama 4 tahu

Aksi Demo Mobil Tronton Berakhir Damai antara Parung Panjang Bersatu dan Paguyuban Transforter

Proses musyawarah masyarakat Parung Panjang Bersatu dan Paguyuban Transforter dengan pejabat wilayah setempat, terkait operasional mobil tronton, berlangsung damai dan menghasilkan kesepakatan bersama.  indocomm (Jakarta), Aksi demo 20 November 2023 lalu yang dilakukan masyarakat Parung Panjang Bersatu, terkait jam operasional mobil tronton, memicu protes keras para sopir tronton, kernet, tukang tambal ban dan para pengusaha tambang Cigudeg. Sebelumnya, jam operasional mobil tronton dinilai mengganggu kenyamanan warga sekitar. Akhirnya terjadi aksi demo warga Parung Panjang Bersatu tanggal 20 November 2023 lalu. Aksi demo ini sebagai bentuk protes keras masyarakat terhadap lalu lalang mobil tronton. Namun, Aksi demo warga Parung Panjang Bersatu memicu protes para sopir tronton, kernet, tukang tambal ban dan para pengusaha tambang Cigudeg. Mereka melakukan aksi demo tandingan. Paska demo kedua belah pihak usai, Muspika Kecamatan Parung Panjang turun tangan  menertibkan jalur lintas yan