Skip to main content

Marhaban Ya Ramadhan, Menuju Kesucian Diri (Puasa Ke-1)

Marhaban Ya Ramadhan. Hari ini, Senin 6 Mei 2019, umat Islam seluruh dunia dan Indonesia mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1440 H. Saya dan mungkin juga Anda, akan menitikkan air mata haru bertemu dengan Ramadhan.

Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang memberikan Ramadhan sebagai bulan ‘khusus’ kepada makhluk ciptaanNya di jagat raya untuk membersihkan jiwa dan raganya agar mencapai derajat kesucian diri secara lahir dan bathin. Umat Islam wajib menjaga kebersihan lisan, hati, pikiran, sikap serta perilakunya selama 24 jam di bulan suci Ramadhan.

Segenap umat Islam dimanapun berada diwajibkan untuk berpuasa Ramadhan. Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al Baqarah 2:183). 


Ibadah puasa mengandung makna mengendalikan diri dari godaan hawa nafsu sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Puasa menuntun manusia untuk mencapai derajat ketaqwaan yang paling hakiki kepadaNya. Puasa menjadi salah satu ujian keimanan manusia, khususnya umat Islam kepada Allah SWT.

Berpuasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus. Esensi berpuasa ialah manusia wajib mengendalikan jiwa dan raganya dari kenikmatan hidup selama 24 jam (satu hari) dalam satu bulan. Jadi, bukan berarti setelah berbuka puasa (malam hari), umat Islam bebas melakukan apa saja. Umat Islam wajib menahan lisan, hati, pikiran, sikap dan perilakunya selama 24 jam dari berbagai ’kotoran’ yang mungkin saja mencemarkan ibadah puasa.

Bagi umat Islam yang telah berumah tangga (menikah), Allah SWT menurunkan firmanNya, “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa”. (QS Al Baqarah 2:187). 

Hakekat Puasa

Menunaikan ibadah puasa Ramadhan bukan 12 jam alias mulai dari imsak/subuh hingga adzan Maghrib tiba. Sepengetahuan saya, sebagian umat muslim di Indonesia melakukan puasa hanya pada saat pagi [selesai imsak/subuh] hingga adzan maghrib tiba. Saya melihat puasa itu lebih bersifat jasmani semata [menahan lapar dan haus serta kebutuhan biologis].

Semestinya, di bulan ramadhan, umat muslim bukan hanya melakukan puasa yang bersifat jasmani saja, tetapi juga puasa yang bersifat rohani [mulai dari imsak/subuh sampai datang imsak/subuh kembali). Kalau itu dilakukan [puasa jasmani dan rohani], maka puasa dilaksanakan selama 24 jam selama bulan ramadhan.

Faktanya, sebagian besar umat muslim, ketika usai berbuka puasa jasmani [adzan Maghrib], umumnya mereka mengabaikan puasa rohani pada malam hari. Sebagian besar umat muslim tidak lagi mampu mengontrol sikap, perilaku, pikiran dan perkataannya. Bahkan, ada yang tidak melaksanakan ibadah-ibadah sunnah yang diyakini akan melengkapi kesempurnaan ibadah puasa. Dari sini tampak jelas bahwa sebagian besar umat muslim memahami puasa ramadhan hanya sebatas puasa jasmani. Padahal, hakekat puasa ramadhan ialah seorang muslim wajib menunaikan puasa jasmani dan rohani selama 24 jam di bulan ramadhan.

Sayangnya, umat muslim belum memahami hakekat puasa Ramadhan dengan sebenar-benarnya. Bagi saya, puasa ramadhan itu merupakan media yang diberikan Tuhan secara istimewa kepada kaum muslim untuk membersihkan diri secara jasmani (lahir) dan rohani (bathin) selama 24 jam. Allah SWT memegang hak prerogatif dalam menilai puasa Ramadhan yang dilaksanakan umat muslim.

Menjaga kebersihan jasmani dan rohani saat berpuasa juga tidak harus berakhir ketika bulan ramadhan selesai. Kebersihan jiwa dan raga, lahir dan bathin serta jasmani dan rohani harus terus dijaga dan dilakukan umat muslim untuk selamanya sampai kepada titik ketika seorang umat muslim berpulang kepadaNya. Sudahkah umat muslim memahami hakekat puasa ramadhan dengan sebenar-benarnya? Mari kita renungkan bersama. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1439 H. Wassalam. 

Salam berbuka puasa dengan teh tubruk anget bro...

Comments

Popular posts from this blog

[Satire] Anies Baswedan Pilih Mundur atau Dipecat

Kalau terbukti ada kejahatan anggaran yang disengaja dan terindikasi korupsi, maka Anies Baswedan harus memilih mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta dan menerima sanksi hukum atau dipecat secara tidak hormat. Usai sholat Jum’at (01/11/2019) kemarin, saya langsung meluncur ke kantor Kementerian Dalam Negeri untuk bertemu dengan Mendagri Tito Karnavian. Rabu sebelumnya, saya sudah membuat janji untuk interview Tito Karnavian seputar kasus dugaan kejahatan anggaran RAPBD DKI Jakarta 2020. Berikut petikan wawancara singkatnya. Indocomm : Apa pendapat bapak terkait skandal harga lem senilai Rp82,8 miliar yang masuk dalam RAPBD 2020 sementara Pemprov DKI Jakarta? Tito Karnavian : Saya sedang mempelajarinya secara serius. Saya telah melakukan kordinasi dengan Ketua DPRD DKI, Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta KPK, tujuannya agar kita memiliki satu persepsi yang sama, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat dan jelas, apakah benar ada kejahatan anggar

GERBANG MEDIA NASIONAL: Liputan Aktual Top News, Top Sports, Top Kuliner, Top Travel ...!!!

@IndonesiaCommentTV TOP BINGITS DAH, SALUUUTT...!!!  https://youtu.be/2Q3DIvbUPpE?si=jWfSGaQc21taOHtj

Bursa Pasar Taruhan, Timnas U23 Indonesia Versus Timnas U23 Guinea, Ini Angka Perbandingannya...!!!

https://youtube.com/shorts/zGgyMsoZKkk?si=0wDTw5dTZQZi6ogu