Skip to main content

Presiden Putin Putuskan untuk Jadi Mata-mata



MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku film mengenai mata-mata adalah salah satu hal yang membuat dia memutuskan untuk menjadi agen Komite Keamanan Negara Soviet atau KGB. Hal itu diungkapkan Putin saat melakukan wawancara dengan sutradara film dokumenter, Oliver Stone. 

Putin mengatakan, ia melihat banyak film tentang agensi dan karya intelijen mereka, terutama terinspirasi oleh film thriller spionase era Soviet yang disebut Seventeen Moments of Spring, di mana karakter utama yang dimainkan oleh aktor terkenal Vyacheslav Tikhonov adalah mata-mata Soviet Di Nazi Jerman. 

Melansir Russia Today pada Minggu (18/6), dia mengaku dia memiliki cita-cita untuk mendapatkan pekerjaan di KGB, setelah menonton film-film tersebut.

Pemimpin Rusia itu kemudian mengatakan, sebagai awal untuk bisa menjadi pekerja di KGB, dia memilih jurusan hukum saat kuliah. Hal ini dia lakukan setelah mendapat nasihat dari orang yang bekerja di KGB, yang dia temui saat melakukan kunjungan ke kantor KGB saat masih bersekolah.

"Saya masuk sekolah hukum karena saya ingin bekerja di KGB. Ketika masih menjadi murid di sekolah, saya pergi ke kantor KGB di Leningrad (sekarang St Petersburg) sendiri. Saya bertanya kepada mereka, apa yang harus saya lakukan agar bisa bekerja untuk KGB. Para pekerja mengatakan kepada saya, bahwa saya harus memiliki pendidikan tinggi dan pendidikan hukum yang lebih baik," kata Putin.

Namun, Putin mengatakan ia tidak memiliki kontak dengan KGB setelah kunjungan tersebut. Jadi, ia merasa tak terduga bahwa KGB menemukan dirinya dan menawarkan pekerjaan setelah dia lulus dari sekolah hukum.

Putin sendiri bekerja sebagai mata-mata di Dresden dari tahun 1985 sampai 1990 dan pensiun dengan pangkat letnan kolonel ketika Uni Soviet runtuh. Pada akhir 1990an, dia sempat menjabat sebagai pimpinan FSB, penerus KGB. 

https://international.sindonews.com/read/1214723/41/terinspirasi-film-putin-putuskan-untuk-jadi-mata-mata-1497795799

Comments

Popular posts from this blog

[Satire] Anies Baswedan Pilih Mundur atau Dipecat

Kalau terbukti ada kejahatan anggaran yang disengaja dan terindikasi korupsi, maka Anies Baswedan harus memilih mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta dan menerima sanksi hukum atau dipecat secara tidak hormat. Usai sholat Jum’at (01/11/2019) kemarin, saya langsung meluncur ke kantor Kementerian Dalam Negeri untuk bertemu dengan Mendagri Tito Karnavian. Rabu sebelumnya, saya sudah membuat janji untuk interview Tito Karnavian seputar kasus dugaan kejahatan anggaran RAPBD DKI Jakarta 2020. Berikut petikan wawancara singkatnya. Indocomm : Apa pendapat bapak terkait skandal harga lem senilai Rp82,8 miliar yang masuk dalam RAPBD 2020 sementara Pemprov DKI Jakarta? Tito Karnavian : Saya sedang mempelajarinya secara serius. Saya telah melakukan kordinasi dengan Ketua DPRD DKI, Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta KPK, tujuannya agar kita memiliki satu persepsi yang sama, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat dan jelas, apakah benar ada kejahatan anggar...

Nikmat Malam Takbiran, Momentum Puncak Berdzikir [puasa hari ke-29]

Tradisi merayakan malam takbiran di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara. Malam Takbiran menjadi momentum puncak berdzikir umat muslim menyambut datangnya hari kemenangan, hari raya Idul Fitri. Malam takbiran merupakan pertanda bahwa seluruh rangkaian ibadah puasa Ramadhan telah berakhir. Selanjutnya, umat muslim bersiap merayakan hari raya Idul Fitri. Di malam takbiran terdengar kumandang lafadz dzikir kalimat takbir, tasbih, tahlil dan tahmid mengagungkan nama Allah SWT yang dilantunkan secara berulang-ulang. Allah Ta’ala berfirman, “… dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur ” (QS Al Baqarah:185). Tradisi merayakan malam takbiran di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari takbir keliling, takbir berjamaah di masjid dan mushola sampai dengan takbir di rumah bersama keluarga. Gema takbir juga berkumandang dalam siaran televisi, radio, YouTube dan sejumlah media sosial lainnya dengan ...

Gelombang PHK Berkelanjutan, Kode Keras Bagi Presiden Prabowo Subianto

Gelombang PHK bukan hanya terjadi di sektor industri manufaktur, tetapi juga menyentuh lembaga media massa nasional, seperti stasiun TV swasta, siaran radio komersial dan sejumlah media online. Diprediksi sampai akhir tahun 2025 ini, pengangguran terselubung terdidik semakin tinggi, angka kriminalitas menanjak naik, premanisme meluas dan pungli bertebaran dimana-mana. Oleh:  Wawan Kuswandi Pemerhati Komunikasi Massa Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi secara berkelanjutan sejak tahun 2022 lalu hingga memasuki semester pertama tahun 2025, menjadi kode keras buat Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk segera melakukan evaluasi, terkait kebijakan ekonomi kerakyatan. Badai PHK berjamaah ini terjadi, berawal dari penurunan daya beli masyarakat lapisan bawah. Kondisi ini semakin diperparah oleh keadaan ekonomi global yang terus melemah, serta kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang secara tidak langsung merusak sendi-sendi ekonomi nasional. Terja...