Logika Tafsir Gus Baha, Pilih Kerja Malam Atau Shalat Tarawih? (Pencerahan Iman)
Oleh: Wawan Kuswandi
Pemerhati Komunikasi Massa
WA: 081289349614
Sungguh menarik menyimak pernyataan KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih populer disapa Gus Baha, tentang topik memilih kerja malam atau shalat tarawih yang sudah beredar di kanal Youtube (lihat https://www.youtube.com/watch?v=RN0T8-tpgEY&t=211s).
Dua hadist sahih diatas menekankan bahwa syariat Allah SWT yang diturunkan kepada umat Nabi Muhammad SAW tidak untuk menyulitkan. Justru sebaliknya. Allah Ta'ala menjadikan ketetapan-Nya agar sesuai dengan kemampuan setiap orang.
Pada bagian lain, dalam hal bacaan shalat, Gus Baha juga mengingatkan imam shalat jangan terlalu panjang membaca bacaan shalat. Kanjeng Nabi itu sangat suka shalat. Suatu saat ketika Kanjeng Nabi mengimami shalat, beliau mendengar bayi menangis. Lalu Kanjeng Nabi memutuskan untuk mempercepat sholatnya. Khawatir ibu dari bayi itu jadi makmumnya.
“Jangan sampai orang-orang berpikir bahwa Islam itu hadir sebagai masalah," kata Gus Baha.
Apa yang dikatakan Gus Baha terkait bacaan shalat yang lama (surat yang panjang) seringkali tidak dipahami para imam shalat. Terkesan imam tidak mempedulikan keadaan makmumnya. Justru yang muncul sepertinya, sang imam ingin pamer hafalan Al Qur’an (riya), ini jelas sikap egois. Padahal, seorang imam harus memahami makmumnya yang berasal dari berbagai lapisan usia, gender dan status sosial. Inilah yang menjadi kesalahan fatal seorang imam. Akibatnya, ada umat muslim yang lebih memilih shalat sendiri di rumah, ketimbang shalat berjamaah di masjid. Wassalam...
Dalam tayangan itu, menurut Gus Baha, shalat tarawih hukumnya sunnah. "Jangan sampai jemaah kehilangan nafkah yang nantinya menyalahkan shalat," jelasnya. Gus Baha mengungkapkan, jangan sampai momen ramadhan justru memberatkan umat muslim lain yang berhalangan dan membuat susah dalam menjalani syariat Islam.
Pernyataan Gus Baha sangat tepat. Apa yang dikatakan Gus Baha ini, tentu saja akan membuka pikiran dan hati sejumlah ulama atau ustadz yang selama ini menuding umat muslim yang tidak mau menjalankan shalat tarawih, tapi tidak menjelaskan penyebabnya. Padahal, menurut Gus Baha, mereka yang tidak bisa melaksanakan shalat tarawih di malam hari, karena ada kewajiban lain yang harus didahulukan, tentunya menyangkut kebutuhan hidupnya, seperti profesi satpam, penjaga toko, tukang ojek, tukang parkir. Gus Baha juga menambahkan, mereka yang bekerja di malam hari itu untuk menghindari diri dari kemiskinan secara ekonomi supaya tidak menjadi beban orang lain, itu yang paling utama.
“Mereka juga ingin tarawih, tapi apa daya mereka sedang bekerja. Hindari omongan rugi, ramadhan hanya setahun sekali kok ngak shalat tarawih di masjid berjamaah. Itu namanya tak menghargai perasaan orang. Jadi, jangan terlalu membesar-besarkan hal yang berpotensi membuat orang jadi susah menjalankan syariat Islam," ulas Gus Baha.
Menurut saya, pernyataan Gus Baha diatas menegaskan bahwa para ulama dan ustadz agar menghindari konten-konten ceramah atau tausyiah yang bisa membuat umat jadi sulit atau berat menjalankan ibadah. Jelasnya, ibadah wajib lebih utama dibandingkan dengan ibadah sunnah.
Dalam surat al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman, "Allah menghendaki kalian kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan."
Pada surat al-Hajj ayat 78, Allah SWT juga menerangkan bahwa ibadah tidak dimaksudkan untuk menyulitkan hidup orang-orang beriman, "Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama."
Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya agama itu mudah. Dan, selamanya agama tidak akan memberatkan seseorang melainkan memudahkannya. Oleh karena itu, luruskanlah, dekatilah, dan berilah kabar gembira! Minta tolonglah kalian pada waktu pagi-pagi sekali, siang hari kala waktu istirahat, dan awal malam." (HR Bukhari-Muslim).
Dalam hadist lain, beliau juga menegaskan, "Apabila aku perintahkan kepada kalian untuk mengerjakan suatu perkara, maka laksanakanlah itu semampu kalian." (HR Bukhari-Muslim).
Dalam surat al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman, "Allah menghendaki kalian kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan."
Pada surat al-Hajj ayat 78, Allah SWT juga menerangkan bahwa ibadah tidak dimaksudkan untuk menyulitkan hidup orang-orang beriman, "Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama."
Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya agama itu mudah. Dan, selamanya agama tidak akan memberatkan seseorang melainkan memudahkannya. Oleh karena itu, luruskanlah, dekatilah, dan berilah kabar gembira! Minta tolonglah kalian pada waktu pagi-pagi sekali, siang hari kala waktu istirahat, dan awal malam." (HR Bukhari-Muslim).
Dalam hadist lain, beliau juga menegaskan, "Apabila aku perintahkan kepada kalian untuk mengerjakan suatu perkara, maka laksanakanlah itu semampu kalian." (HR Bukhari-Muslim).
Dua hadist sahih diatas menekankan bahwa syariat Allah SWT yang diturunkan kepada umat Nabi Muhammad SAW tidak untuk menyulitkan. Justru sebaliknya. Allah Ta'ala menjadikan ketetapan-Nya agar sesuai dengan kemampuan setiap orang.
Pada bagian lain, dalam hal bacaan shalat, Gus Baha juga mengingatkan imam shalat jangan terlalu panjang membaca bacaan shalat. Kanjeng Nabi itu sangat suka shalat. Suatu saat ketika Kanjeng Nabi mengimami shalat, beliau mendengar bayi menangis. Lalu Kanjeng Nabi memutuskan untuk mempercepat sholatnya. Khawatir ibu dari bayi itu jadi makmumnya.
“Jangan sampai orang-orang berpikir bahwa Islam itu hadir sebagai masalah," kata Gus Baha.
Apa yang dikatakan Gus Baha terkait bacaan shalat yang lama (surat yang panjang) seringkali tidak dipahami para imam shalat. Terkesan imam tidak mempedulikan keadaan makmumnya. Justru yang muncul sepertinya, sang imam ingin pamer hafalan Al Qur’an (riya), ini jelas sikap egois. Padahal, seorang imam harus memahami makmumnya yang berasal dari berbagai lapisan usia, gender dan status sosial. Inilah yang menjadi kesalahan fatal seorang imam. Akibatnya, ada umat muslim yang lebih memilih shalat sendiri di rumah, ketimbang shalat berjamaah di masjid. Wassalam...
Comments
Post a Comment