Skip to main content

Demi Waktu [OPINI]



















Nikmatnya waktu bisa membuat manusia ‘terlelap’ dalam perputaran duniawi. Dalam pandangan sekilas, perjalanan waktu tampak sederhana. Padahal, waktu mendapat kuasa dariNya untuk mengendalikan alam raya. Waktu adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia. TakdirNya sudah menunjuk waktu sebagai penentu atas apa-apa yang terjadi di jagat raya. Disadari atau tidak semua makhluk hidup berada dalam genggaman waktu. Waktulah yang menentukan jalan hidup manusia sampai akhir zaman.  

Waktu dalam pandangan Imam Ali bin Abi Thalib AS yang tertuang dalam kata mutiara ke 21 Nahjul Balaghah menyebutkan, ‘Kesempatan berlalu laksana awan, oleh karena itu kejarlah kesempatan-kesempatan baik.’

Waktu dalam tafsir Imam Ali AS adalah nikmat zatNya yang sangat mulia untuk manusia, tetapi sangat singkat kehadirannya. Saking cepatnya proses perjalanan waktu, Imam Ali menganalogikan waktu seperti awan-awan di langit yang cepat berlalu. Waktu hanya mampir sebentar dalam kehidupan. Tingginya derajat waktu wajib diapresiasi manusia dalam bentuk bersikap dan berperilaku baik terhadap seluruh CiptaanNya di jagat raya. Waktu atau masa sungguh sangat bernilai dibandingkan dengan apapun yang ada di muka bumi. 

Waktu adalah mukjizatNya untuk  manusia. Begitu pentingnya waktu, Allah SWT sampai bersumpah  “Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan kesabaran".(Surah Al Asr Ayat 1-3).

Menurut Filsuf  Jerman,  Immanuel Kant, waktu adalah bagian dari akal budi manusia. Ia tidak berada di alam melainkan di dalam pikiran manusia. Pada awal abad 20, filsafat barat banyak menggali tentang  waktu dari para  filsuf  timur, terutama dalam tradisi taoisme dan buddhisme yang berkembang di Cina dan India. Dalam filsafat timur, waktu dilihat sebagai persepsi manusia. Pandangan ini sudah lama mengakar dalam tradisi Cina dan India. Waktu tak bisa dilepaskan dari pikiran manusia. Jadi, waktulah penentu jalan hidup manusia. 

Saat ini, mungkin sebagian besar dari hidup kita telah menyia-nyiakan waktu. Manusia mengendalikan waktu  dengan seenaknya. Sifat-sifat individualistik manusia dalam merekayasa waktu tercermin dari pernyataannya yang menyepelekan waktu seperti  buang waktu, mengulur waktu, mengatur waktu, manajemen waktu, belum waktunya, sudah waktunya, tawar-menawar waktu, bermain waktu,  dan semua kalimat dan kata yang merendahkan ekSistensi waktu.

Di sisi lain,  waktu sudah mempunyai kuasa dariNya untuk memastikan  takdirNya tentang apa yang akan terjadi di jagat raya. Ketika waktu sudah memutuskan, maka manusia dan makhluk apapun yang ada  di alam semesta tak bisa  lagi melawan waktu.  Waktu punya hak untuk bertindak seketika. Kalau waktu sudah jatuh tempo,  maka sujud manusia sudah tak  berarti lagi. [Wawan Kuswandi]

plus.google.com/+INDONESIAComment
#INDONESIAComment
Deenwawan.photogalley.com





Comments

Popular posts from this blog

[Satire] Anies Baswedan Pilih Mundur atau Dipecat

Kalau terbukti ada kejahatan anggaran yang disengaja dan terindikasi korupsi, maka Anies Baswedan harus memilih mundur sebagai Gubernur DKI Jakarta dan menerima sanksi hukum atau dipecat secara tidak hormat. Usai sholat Jum’at (01/11/2019) kemarin, saya langsung meluncur ke kantor Kementerian Dalam Negeri untuk bertemu dengan Mendagri Tito Karnavian. Rabu sebelumnya, saya sudah membuat janji untuk interview Tito Karnavian seputar kasus dugaan kejahatan anggaran RAPBD DKI Jakarta 2020. Berikut petikan wawancara singkatnya. Indocomm : Apa pendapat bapak terkait skandal harga lem senilai Rp82,8 miliar yang masuk dalam RAPBD 2020 sementara Pemprov DKI Jakarta? Tito Karnavian : Saya sedang mempelajarinya secara serius. Saya telah melakukan kordinasi dengan Ketua DPRD DKI, Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta KPK, tujuannya agar kita memiliki satu persepsi yang sama, sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat dan jelas, apakah benar ada kejahatan anggar...

Nikmat Malam Takbiran, Momentum Puncak Berdzikir [puasa hari ke-29]

Tradisi merayakan malam takbiran di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara. Malam Takbiran menjadi momentum puncak berdzikir umat muslim menyambut datangnya hari kemenangan, hari raya Idul Fitri. Malam takbiran merupakan pertanda bahwa seluruh rangkaian ibadah puasa Ramadhan telah berakhir. Selanjutnya, umat muslim bersiap merayakan hari raya Idul Fitri. Di malam takbiran terdengar kumandang lafadz dzikir kalimat takbir, tasbih, tahlil dan tahmid mengagungkan nama Allah SWT yang dilantunkan secara berulang-ulang. Allah Ta’ala berfirman, “… dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur ” (QS Al Baqarah:185). Tradisi merayakan malam takbiran di Indonesia dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari takbir keliling, takbir berjamaah di masjid dan mushola sampai dengan takbir di rumah bersama keluarga. Gema takbir juga berkumandang dalam siaran televisi, radio, YouTube dan sejumlah media sosial lainnya dengan ...

nikmatNya Ayam Goreng [OPINI]

Tuhan punya alasan tak terbantahkan ketika menciptakan sesuatu di alam semesta. Tuhan memberikan ‘mukjizat’  kenikmatan  yang luar biasa kepada manusia ketika makan ayam goreng. Lezatnya daging hewan-hewan ciptaanNya, bukan hanya sebatas mulut dan perut saja, hewan juga bisa memberikan ‘kenikmatan’ dunia dan akherat kepada manusia.  Siang ini saya berniat mampir ke kedai mpok Dijah di kawasan   Jakarta   Kota. Lama sekali saya tidak makan   ayam goreng.   Kedai mpok Dijah   terkenal   dengan kelezatan ayam gorengnya.   Saya   adalah salah satu   dari sekian juta orang di Indonesia   yang ‘gila’ makan ayam goreng.      Tuhan punya alasan  kuat  ketika menciptakan alam semesta beserta isinya. Salah satunya hewan ayam yang bisa diolah menjadi makanan ayam goreng. Semua ciptaan Tuhan mempunyai berkah bagi kehidupan makhluk hidup di jagat raya yang mungkin saj...